Memahami Penggunaan Teknologi Ballast Kapal Selam Untuk Cell Spar dalam Proses Eksplorasi dan Produksi Migas

Jakarta, ruangenergi.com– Sekitar tahun 2003 dan 2004, Mr. Ed Horton, salah satu inventor teknologi eksplorasi dan produksi migas dari Amerika Serikat, ingin menciptakan generasi ketiga dari teknologi laut dalam dari jenis Spar. Generasi pertama dari teknologi ini dinamakan dengan Classic Spar dan generasi kedua adalah Truss Spar.

Kenapa beliau ingin menciptakan generasi ketiga? Salah satunya adalah beliau ingin menggunakan teknologi ballast dari kapal selam untuk teknologi anjungan lepas pantai (platform).

Sebagai inventor, Ed Horton sudah banyak menciptakan offshore platform untuk eksplorasi dan produksi migas. Sebut saja Tension Leg Platform (TLP) dan Spar adalah dua mahakarya beliau yang menjadikan dunia bisa memproduksikan migas dari laut dalam terutama di Teluk Meksiko (AS) dan di North Sea. Untuk Asia, TLP dipakai di lapangan Chevron West Seno di Selat Makassar dan Truss Spar dipakai pada lapangan Murphy Kikeh di Sabah/Serawak Malaysia. Teknologi TLP terbukti bisa dipakai untuk kedalaman laut hingga 1500 m, sementara Spar bisa sampai 2300 m.

Sebagai mantan navy officer yang bertugas disalah satu kapal selam AS, Mr Ed Horton mengerti betul tentang keunggulan teknologi ballast dari sebuat kapal selam. Ballast system adalah tanki-tanki didalam benda apung seperti kapal laut yang diisi pemberat berupa air atau material lain yang digunakan untuk memjaga kestabilan dari benda apung tersebut.

Apa yang membedakan teknologi ballast kapal selam dengan kapal laut? Kapal laut menggunakan pompa untuk memindahkan air dari dan ke tanki ballast, sementara kapal selam menggunakan compressor yang memberikan tekanan udara kepada tanki ballast untuk memasukkan atau mengeluarkan air dari tanki tersebut.

Pada kapal laut tanki ballast harus kedap air, sementara untuk kapal selam tangki ballast sengaja dilubangi agar air dapat keluar masuk secara cepat. Harap dicatat, yang kita bicarakan disini adalah tanki ballast utama (main ballast tank) di kapal selam.

TLP, Classic Spar dan Truss Spar menggunakan teknologi kapal laut untuk ballast sistemnya tapi untuk generasi ketiga dari Spar, Mr Ed Horton ingin menggunakan tekonologi ballast dari kapal selam.

Apa keunggulan ballast system ini? Pertama, lebih sederhana karena tidak banyak pipa yang terlibat. Cukup dengan mengontrol satu pipa udara yang bertekanan untuk masing masing tanki. Kedua, lebih responsif karena keluar masuknya air bisa lebih cepat. Ketiga, lebih aman karena tidak ada kekhawatiran tanki ballast akan bocor (memang sengaja berlubang).

Mulailah tim dibawah arahan Mr Ed Horton untuk mencipatakan Spar generasi ketiga dengan nama Cell Spar. Dengan memanfaatkan teknologi cellular untuk hull (badan platform) yang banyak menghasilkan tanki (compartment), ballast system dari kapal selam bisa diterapkan dengan baik. Tahun 2004, Cell Spar pertama lahir dan digunakan di lapangan Red Hwak di Gulf of Mexico dengan operator Anadarko.

Setelah Cell Spar, Mr Ed Horton menciptakan Buoyant Tower Platform tahun 2010-2012 untuk laut dangkal di offshore Peru. Platform ini juga menggunakan ballast system seperti Cell Spar. Inilah salah satu invention terakhir dari Mr Ed Horton sebelum beliau wafat pada tahun 2015 pada usia 87 tahun.

Alhamdulillah, kami mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dari Mr Ed Horton baik sebagai atasan langsung, orang tua, rekan kerja dan penasehat selama bekerja di Houston Texas. Memahami dan menguasai teknologi di industri migas adalah salah satu kunci untuk meraih sukses ekplorasi dan produksi migas. Inshaa Allah.(Arcandra Tahar, mantan Wamen ESDM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *