Pekanbaru, Riau, ruangenergi.com-Angka tujuh seringkali dimaknai sebagai simbol kelengkapan dan pencapaian tahap kematangan baru. Bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), tanggal 20 Desember 2025 bukan sekadar penanda bergantinya kalender atau bertambahnya usia entitas bisnis. Lebih dari itu, hari ini menjadi sebuah etalase waktu untuk menoleh ke belakang—melakukan refleksi mendalam—sekaligus menatap ke depan dengan visi yang lebih tajam.
Memasuki usia sewindu kurang satu tahun ini, PHR tidak memilih perayaan yang hingar-bingar semata. Di tengah kompleksitas tantangan operasional hulu migas, perusahaan justru memaknai ulang tahun ketujuh ini sebagai momentum penguatan komitmen: menjaga ketahanan dan keberlanjutan energi nasional.
Di balik pipa-pipa yang mengalirkan energi dan rig pengeboran yang tak pernah tidur, terdapat ribuan “insan perusahaan” yang menjadi detak jantung PHR. Mengusung semangat “Satu Tujuan Satu Energi”, perusahaan menyadari bahwa teknologi secanggih apa pun tidak akan berarti tanpa tangan-tangan terampil yang bekerja dengan hati.
Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Rokan, Eviyanti Rofraida, menegaskan bahwa perjalanan tujuh tahun ini adalah buah dari orkestrasi kerja sama yang apik. Bukan kerja satu orang, melainkan napas kolektif.
“PHR melihat perjalanan ini sebagai hasil kerja kolektif seluruh insan perusahaan. Tim yang solid, disiplin dalam eksekusi, serta konsisten merupakan kekuatan utama kami,” ujar Eviyanti.
Baginya, tim yang efektif, adaptif, dan kolaboratif adalah fondasi utama. Inilah kunci yang memastikan target operasional tercapai tanpa menawar aspek keselamatan kerja sedikit pun.
Resiliensi di Tengah Badai
Perjalanan PHR tidak selalu melaju di jalan tol yang mulus. Dinamika eksternal, termasuk bencana alam yang melanda sejumlah wilayah operasi belakangan ini, menjadi ujian nyata bagi ketangguhan (resilience) perusahaan. Namun, justru di sanalah karakter asli PHR teruji.
Alih-alih surut, kondisi ini menjadi cermin refleksi. Perusahaan memperkuat kesiapsiagaan dan respons darurat, tidak hanya demi menjaga aset negara, tetapi juga demi keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar.
“Momentum ulang tahun ini tidak hanya kami maknai sebagai perayaan capaian, tetapi juga sebagai pengingat untuk memperkuat empati dan solidaritas,” lanjut Eviyanti dengan nada empatik. “Bencana alam mengingatkan bahwa keberlanjutan bisnis harus berjalan seiring dengan kepedulian sosial dan kesiapsiagaan.”
Jika kerja sama adalah otot yang menggerakkan perusahaan, maka integritas adalah tulang punggungnya. Selama tujuh tahun, budaya integritas tetap menjadi pondasi yang tak tergoyahkan. Ia dipandang sebagai energi tak kasat mata yang menjaga setiap proses bisnis tetap berada di koridor tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), sekaligus merawat kepercayaan para pemangku kepentingan.
Seiring bertambahnya usia, PHR terus berupaya agar kemampuan untuk bangkit dari berbagai tantangan—baik operasional maupun krisis—semakin melekat kuat.
Kini, di gerbang tahun yang baru, PHR tidak ingin terlena. Perayaan ini tidak dapat dipisahkan dari komitmen terhadap lingkungan dan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan.
Ke depan, inovasi dan efisiensi menjadi mantra baru. Perusahaan bertekad mendorong perbaikan berkelanjutan di seluruh zona dan fungsi. Harapannya jelas: agar seluruh insan PHR menjadikan momentum 20 Desember ini sebagai titik tolak untuk melangkah lebih kuat, lebih adaptif, dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan amanah besar menjaga energi negeri.
Tujuh tahun telah berlalu, dan bagi PHR, perjalanan untuk memberi energi bagi Indonesia baru saja memasuki babak yang semakin menarik.












