Menko Luhut: Kita Perlu Proaktif, Adaptif dan Gesit dalam Mengatasi Tantangan Dunia

Jakarta, ruangenergi.com –  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual menghadiri acara The 2nd Pacific Exposition 2021  (Pameran Pasifik ke-2) yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)  Wellington, Selandia Baru. Tahun ini, Pacific Exposition tersebut bertemakan Trade, Investment and Creative Economy Forum dan dihadiri oleh Australia, Fiji, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Selandia Baru dan Timor Leste.

“Dengan laju pemulihan ekonomi saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih dari pertumbuhan negatif tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 3,7 – 4,5 persen pada akhir tahun ini,” kata Menko Luhut dalam paparannya pada Hari Kamis (28-10-2021). Ia melanjutkan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan meningkat sebesar 5,2 – 5,5 persen dan selanjutnya tumbuh menjadi 6 persen melalui transformasi ekonomi.

“Masih banyak bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama yang perlu dijajaki bersama oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mengatasi tantangan dunia yang terus berubah sambil berinvestasi pada manusia dan gagasan untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah. Kita harus proaktif, adaptif, dan gesit,” pungkas Menko Luhut.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang turut hadir secara virtual sebagai salah satu panelis mengatakan, “Negara-negara yang mau berprogres dari status negara berpendapatan menengah adalah negara-negara yang menghasilkan sekitar 4,000 dolar AS per kapita tiap tahunnya. Dikali tiga yaitu 12,000 dolar AS, ini angka yang dibutuhkan untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi,” jelasnya.

Mendag Muhammad menekankan bahwa faktor banyaknya generasi muda dibanding generasi tua adalah faktor penentu. Sementara bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan segera berakhir. Dan sebelum itu berakhir, Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk melipatgandakan PDB menjadi 12,000. Angka itu akan berakhir antara tahun 2038 dan 2040. Pada dasarnya sekarang Indonesia memiliki waktu sekitar 18 hingga 17 tahun untuk melipatgandakan PDB menjadi negara berpenghasilan tinggi.

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dalam pidato pembukaanya mengatakan, “Covid-19 telah berdampak pada ekonomi dan mata pencaharian masyarakat khususnya negara-negara Kepulauan Pasifik yang sangat bergantung pada pariwisata. Sebuah pasar gabungan dengan 300 juta orang, dan nilai perdagangan 2,3 dolar AS, kawasan Pasifik adalah kawasan yang sangat menguntungkan dan mengalahkan mesin pertumbuhan dan ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia,”

Dubes Tantowi menutup, untuk mencapai tujuan ini, negara-negara Pasifik perlu melakukan diversifikasi melalui penguatan strategi perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif. Arus barang dan jasa yang lancar mendorong pertumbuhan dan memberikan kontribusi ekonomi yang berkelanjutan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *