Menolak Tua! Lapangan Uzur PHSS di Muara Badak Justru Makin ‘Gagah’ Produksi Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Muara Badak, Kalimantan Timur, ruangenergi.com– Di tengah tantangan lapangan migas yang sudah “matang” (mature), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Anak usaha Pertamina Hulu Indonesia (PHI) ini justru mencatatkan tren positif dengan strategi operasi yang cerdas dan agresif.

Hal ini terungkap dalam paparan Triono Hari Wibowo, Section Head North Area Operations Pertamina Hulu Sanga Sanga, kepada ruangenergi.com di sela-sela kegiatan Media Visit di Muara Badak, Kalimantan Timur, Kamis (11/12/2025).

Triono memaparkan bahwa PHSS saat ini menjadi tulang punggung produksi migas di Regional 3 Zona 9. Tidak tanggung-tanggung, PHSS menyumbang kontribusi mayoritas dengan porsi 58% untuk produksi minyak dan 89% untuk produksi gas di wilayah tersebut.

“Kinerja kami terus menunjukkan tren positif. Jika pada tahun 2024 rata-rata produksi minyak berada di angka 10,7 ribu barel per hari (MBOPD) dan gas 72 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), pada Semester I tahun 2025 ini produksi minyak naik menjadi 12,7 MBOPD dan gas tembus 93 MMSCFD,” ungkapnya.

Mengelola lapangan tua di area Delta Mahakam yang memiliki karakteristik reservoir beragam dan terpecah-pecah bukanlah perkara mudah.

Triono membeberkan beberapa “jurus andalan” atau inisiatif strategis yang diterapkan timnya di tahun 2025 untuk menjaga keran minyak tetap mengalir deras, yakni: Teknologi T-ESP (Through Tubing Electrical Submersible Pump), dimana teknologi ini menjadi solusi untuk sumur-sumur monobore. Pemasangan T-ESP di sumur M-161L, M-915L, dan M-980L terbukti sukses memberikan tambahan produksi (gain) hingga 250 bopd.

Kemudian, Injeksi Foamer via Capillary String, dimana untuk mengatasi masalah cairan di sumur gas, PHSS melakukan instalasi injeksi foamer di tiga sumur (S-134LS, M-343SS, dan M-310SS). Hasilnya signifikan, memberikan tambahan gas sebesar 2,629 MMSCFD5.

Selanjutnya, Debottlenecking Flowline, dimana sederhananya, tim operasi memperlancar “urat nadi” pipa penyalur dengan membuat jalur baru (jumperline) untuk mengurangi tekanan balik (backpressure). Strategi ini memberikan potensi tambahan produksi minyak sebesar 136,17 BOPD.

“Kami juga melakukan peremajaan fasilitas dengan pembelian dan instalasi kompresor bertekanan tinggi (HP Compressor) baru di lapangan Nilam, Mutiara 8, dan Semberah P-14 untuk menjaga keandalan operasi,” tambahnya.

Harmoni Operasi dan Lingkungan

Selain fokus pada produksi, kunjungan di Muara Badak ini juga menyoroti komitmen PHSS terhadap masyarakat sekitar melalui program CSR. Salah satu primadonanya adalah Water Supply System (WSS) Saliki.

Program ini menjawab masalah menahun warga Desa Saliki akan air bersih dengan inovasi biofilter ramah lingkungan yang dikelola langsung oleh BUMDes Mekar Sejati.

“Bagi kami, keberhasilan operasi hulu migas harus berjalan beriringan dengan dukungan terhadap pengembangan masyarakat. Inilah wujud nyata Energi Kalimantan untuk Indonesia,” pungkas Triono.