Jakarta, Ruangenergi.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa pihaknya pada 2022 akan melakukan IPO (Initial Public Offering) terhadap BUMN geothermal energi. Hal tersebut dikarenakan adanya dorongan terhadap negara-negara Eropa dan menekan laju emisi gas rumah kaca (GRK).
“Untuk tahun 2022 kita akan meng-go publikan Geothermal Energy. Kita tahu bagaimana sekarang dorongan kepada dunia mengenai green energy, green economy. Eropa sudah memutuskan banyak sekali komoditas tidak masuk ke Eropa, kelapa sawit, daging, kopi, cokelat, dan turunannya kalau tidak memakai green energy,” ungkap Erick di Ruang Sidang Komisi VI DPR-RI, (02/12).
Tekanan yang diberikan oleh Eropa terhadap Indonesia yang masih menggunakan energi fosil membuat Menteri BUMN melakukan sejumlah langkah strategis, salah satunya yakni dengan Biodiesel 30% (B30) dari minyak kelapa sawit.
“Bukannya berarti kita takut atas tekanan Eropa, melainkan kita juga punya pasar yang cukup kuat dan mandiri, terbukti ketika ditekan kelapa sawit kita lakukan B30 kita bisa mandiri. Ini membuktikan kita punya market yang cukup kuat,” jelas Erick.
Ia menambahkan, Indonesia memang harus mengikuti perkembangan zaman terhadap isu pengurangan emisi dan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi negara sendiri bukan negara lain.
“Kita tetap musti ikut globalisasi, tapi bukan berarti membuka sumber daya alam kita sebesar-besarnya untuk pertumbuhan ekonomi negara lain. Akan tetapi kita prioritaskan untuk pertumbuhan ekonomi negara kita,” paparnya.
Menurutnya, Pertamina Geothermal Energy (PGE) ini sebagai alternatif dan menjadi bagian dari green electric, eco lifestyle untuk listrik.
“Ini kita akan go publikan, dan bagain rencana 15 Gigawatt (GW), PLN harus bertransformasi dari fosil ke green energy,” tuturnya.