Jakarta, Ruangenegi.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa PT Pupuk Indonesia (Persero) alias PT PI akan melakukan pembangunan pabrik pupuk di kawasan industri Teluk Bintuni, Papua Barat.
Dalam sambutannya di acara Bintuni Energy Forum 2020, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyebut, sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sektor Pupuk, PT PI mendapatkan penugasan untuk membangun pabrik pupuk di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Kita sedang merencanakan untuk membangun pabrik pupuk di Kawasan Bintuni. Kami telah tugaskan Pupuk Indonesia, BUMN pupuk terbesar, melaksanakan proyek tersebut,” ungkap Arifin secara virtual, (29/12).
Ia menambahkan, dengan memanfaatkan gas yang masih ada di wilayah Bintuni untuk membangun pabrik petrokimia, yang akan dilakukan oleh Pupuk Indonesia.
“Kementerian ESDM juga berkomitmen untuk terus melakukan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sekitar agar selalu dapat meningkatkan kompetensi dan kapabilitas,” tuturnya.
Menurutnya sektor minyak dan gas (migas) merupakan andalan negara dalam memenuhi energi nasional dan sumber pendapatan negara. Pihaknya mencatatdenga pada semester I 2020 porsi migas dalam bauran energi nasional sebesar 54%.
“Energi nasional saat ini sudah beralih, dari semula memanfaatkan energi sebagai komoditas belaka menjadi energi sebagai modal pembangunan. Pemanfaatan energi untuk ekspor telah kita kurangi, pemanfaatan domestik terus meningkat, utamanya gas bumi dan batu bara,” beber Arifin.
Pasalnya cadangan migas yang terkandung di dalam wilayah Indonesia timur masih cukup besar.
Berdasarkan survey seismik yang dilakukan, sekitar 30% potensi migas di kawasan Timur Indonesia baru ada 10 sumur eksplorasi.
Arifin menjelaskan, potensi yang terkandung di dalam wilayah Timur Indonesia selama ini belum tereksplorasi secara maksimal, lantaran tantangan geografis, kompleksitas geologi, dan minimnya infrastruktur, menjadi beberapa penyebabnya. Untuk itu, ke depan Pemerintah akan terus melakukan perbaikan.
“Pemerintah telah memasukkan kawasan terpadu Teluk Bintuni dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang perubahan ketiga atas peraturan presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Dorong perkembangan kawasan salah satunya eksplorasi cadangan migas,” imbuhnya.
Arifin menyebut, salah satu sektor ESDM yang ada di Teluk Bintuni adalah pembangunan kilang gas alam cair (LNG/Liquified Natural Gas) Tangguh Train 3 yang direncanakan rampung pada Kuartal III 2021, dengan nilai investasi mencapai US$ 9 miliar.
“Terbangunnya proyek Tangguh Train 3, maka LNG Tangguh akan menjadi produsen gas terbesar di Indonesia,” ungkap Arifin.