Cirebon, Jawa Barat, ruangenergi.com-Di balik deretan pipa baja yang membentang kokoh di sepanjang utara Pulau Jawa, tersimpan kisah tentang sebuah “jariyah” yang tak ternilai harganya.
Ini adalah karya nyata para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM yang mewujudkan mimpi besar infrastruktur energi: Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (CISEM) Tahap I dan Tahap II.
Lebih dari sekadar proyek strategis nasional, CISEM adalah manifestasi nyata dari kemaslahatan umat yang menjanjikan senyum di dapur rumah tangga dan daya saing yang melesat bagi industri.
Kisah sukses CISEM dimulai dari Tahap I yang menghubungkan ruas Semarang-Batang sepanjang kilometer. Proyek senilai Rp1,17 triliun ini telah selesai dibangun dan mulai beroperasi pada tahun 2023. Dampaknya langsung terasa, terutama bagi denyut nadi ekonomi di Jawa Tengah.
Gas bumi yang dialirkan melalui pipa ini ibarat “jalan tol versi gas” yang langsung menyasar jantung kawasan industri. Sejak November 2023, pasokan gas bersih sudah mengalir ke Kawasan Industri Kendal (KIK) dan kemudian ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Bagi para pelaku usaha, kehadiran gas alam ini adalah berkah. Harga gas yang lebih terjangkau dan stabil dibandingkan bahan bakar lain berarti biaya produksi yang lebih efisien, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Industri raksasa seperti petrokimia, keramik, baja, hingga pabrik pupuk sangat bergantung pada pasokan gas yang lancar dan ekonomis ini.
CISEM II: Menyempurnakan Jaringan, Meraih Kemandirian
Kini, fokus pembangunan berlanjut ke Tahap II, yaitu ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur sepanjang kilometer. Pembangunan Tahap II yang resmi dimulai pada September 2024 dengan anggaran APBN sebesar Rp2,7 triliun ini ditargetkan rampung pada Maret 2026. Hingga September 2025, progres fisiknya dilaporkan telah mencapai lebih dari 86%, sedikit lebih cepat dari rencana.
Proyek monumental ini berfungsi sebagai kepingan terakhir untuk mengintegrasikan seluruh jaringan pipa gas bumi di Pulau Jawa—menyambungkan jalur Gresik-Semarang (Gresem) dengan CISEM, dan kemudian ke jaringan Sumatera Selatan-Jawa Barat (SSWJ). Integrasi ini bukan hanya soal mengalirkan gas dari Jawa Timur (seperti Lapangan JTB) dan potensi di masa depan dari Sumatera dan Laut Andaman, tetapi juga tentang memperkuat ketahanan energi nasional dan menciptakan efisiensi distribusi yang maksimal.
Gas Bersih di Dapur, Senyum Para Ibu
Manfaat CISEM melampaui hiruk pikuk kawasan industri. Para ASN Ditjen Migas menyadari bahwa kemaslahatan terbesar adalah yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Di sinilah “jariyah” itu mencapai puncaknya: Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas).
Pipa transmisi CISEM membuka keran peluang untuk memperluas jargas ke rumah-rumah warga. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah menekankan bahwa proyek ini akan mendorong pemanfaatan jargas, menghilangkan stigma sulitnya mendapatkan gas, dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada LPG yang harganya kerap bergejolak.
Bayangkan kebahagiaan para ibu rumah tangga ketika mereka tak lagi harus menenteng tabung gas 3 kg yang berat atau khawatir akan kenaikan harganya, bahkan ketakutan tidak ada/tidak tersedianya gas itu tanpa alasan jelas.
Namun, melalui jargas, mereka mendapatkan gas alam yang bersih, mengalir 24 jam non-stop, dan jauh lebih efisien dalam pemakaiannya. Proses memasak menjadi lebih mudah, aman, dan ramah lingkungan. Setiap nyala api biru yang stabil di kompor rumah tangga adalah bukti nyata dari pelayanan negara yang hadir untuk memberikan kemudahan hidup.
Warisan Energi untuk Masa Depan
Proyek CISEM I dan II adalah bukti komitmen Pemerintah melalui Kementerian ESDM, yang didukung penuh oleh kerja keras ASN di Ditjen Migas. Proyek ini bukan hanya membangun pipa, tetapi membangun fondasi ekonomi yang kuat dengan energi yang kompetitif, sekaligus mengurangi beban subsidi LPG yang nilainya mencapai triliunan rupiah setiap tahun.
Melalui CISEM, energi bersih dan efisien telah menjadi warisan yang disiapkan untuk generasi mendatang. Inilah yang disebut “jariyah”: sebuah amal kebaikan yang manfaatnya terus mengalir, mewujudkan pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan senyum tulus dari setiap ibu* yang kini memasak dengan nyaman dan aman di dapur.
Target Desember 2025
Proyek pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang Tahap II (CISEM II) kini memasuki tahap pre-commissioning atau uji awal sebelum beroperasi penuh.
Plt. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Agung Kuswandono, memastikan seluruh pekerjaan fisik proyek strategis ini akan rampung sebelum 15 Desember 2025.
“Sekarang proyek ini sudah mencapai tahapan pre-commissioning. Dari total panjang sekitar 242 kilometer, tinggal sekitar 11 kilometer yang menjadi tantangan karena kondisi batuan di lapangan,” ujar Agung kepada ruangenergi.com, di Cirebon.
Menurutnya, 11 kilometer sisa jalur tersebut dibagi menjadi 18 paket pengujian, agar percepatan bisa dilakukan di titik-titik yang sudah siap. “Sampai Oktober ini sudah sepuluh paket yang selesai. Delapan sisanya akan kami tuntaskan sebelum pertengahan Desember 2025,” tegasnya.
Artinya, jika pipa sudah selesai terpasang dan compresor terpasang maka proyek CISEM II tinggal menantikan gas. Jika seluruh tahapan selesai sesuai jadwal, pipa CISEM II akan siap dialiri gas pada Januari 2026. “Tinggal gasnya sekarang yang jadi PR. Begitu dokumen penugasan berupa Kepmen (Keputusan Menteri ESDM) selesai dengan penugasan ke BLU Lemigas . Setelah itu BLU menunjuk operator transporter siap, maka gas langsung bisa masuk,” jelas Agung.
Yang terpenting, ketika BLU Lemigas menunjuk transporter gasnya, maka diyakini shipper (pembeli gas) akan datang meminta alokasi gas.
“Ada banyak Pemda (Pemerintah Daerah) yang dilewati pipa CISEM, yakni Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Brebes, Tegal , Pemalang, Cirebon sampai ujungnya Indramayu. Nah arahan Pak Menteri ESDM di sana akan dipasang Jargas (Jaringan Gas Bumi) agar masyarakat menikmati gas yang lewat dari pipa CISEM,”urai Agung dengan wajah gembira.
Pipa gas CISEM II melintasi sejumlah daerah strategis, mulai dari Semarang, Batang, Pekalongan, Pemalang, hingga Jembayat di Tegal. Setelah tersambung penuh, proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung penyaluran gas di Pulau Jawa.
Agung menegaskan, setelah tahap konstruksi tuntas, infrastruktur gas Jawa akan dalam kondisi aman. “Secara infrastruktur aman. Sekarang yang perlu dijaga adalah alokasi gasnya — dari sumber-sumber eksplorasi besar yang sudah mulai ditemukan,” tuturnya.
Ia optimistis, dengan rampungnya proyek CISEM tahap II ini, penyaluran gas di Jawa pada semester II tahun depan akan jauh lebih stabil dan efisien. “Masyarakat akan merasakan langsung manfaatnya tanpa gangguan pasokan,” pungkas Agung.













