Jakarta, Ruangenergi.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.
Untuk itu, Pemerintah meluncurkan program konversi sepeda motor dari BBM ke sepeda motor listrik.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan program konservasi sepeda motor BBM menjadi motor listrik merupakan komitmen dari Kementerian ESDM.
“Kami mengawali dari motor-motor dinas yang ada di Kementerian ESDM dalam rangka percepatan penerapan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan, serta bagian dari rencana aksi transisi energi menuju energi bersih,” ungkap Dadan dalam sambutannya.
Ia menambahkan, program KBLBB dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) ditargetkan sebanyak 13 Juta sepeda motor listrik dan 2,2 juta mobil listrik pada tahun 2030. Dengan potensi pengurangan konsumsi BBM sebesar 6 juta kilo liter per tahun dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 7,23 juta ton CO2e.
“Banyak manfaat tentunya yang akan kita ambil kalau program konversi ini bisa berjalan. Lingkup dari Pilot Project Program Konversi Sepada Motor BBM ke Listrik sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 65 tahun 2020 adalah kegiatan modifikasi sepeda motor dengan mengganti komponen mesin lama yakni mesin penggerak BBM dengan mesin listrik tetmasuk baterai. Yang mana pelaksanaan dilakukan oleh Balitbang Kementerian ESDM,” terangnya.
“Kami mulai melakukan pengembangan sejak awal tahun ini, khususnya pengembangan controller,” paparnya.
Dadan mengakui, dalam melakukan pengembangan ini masih melakukan pembelian secar langsung khususnya dari baterai, motor termasuk peralatan-peralatan pendukung lainnya.
Ia menjelaskan, tahap awal yang dilakukan oleh Balitbang Kementerian ESDM yakni menggunakan sepeda motor kendaraan operasional yang dimiliki oleh Kementerian ESDM. Di mana terdapat 108 unit yang akan dilakukan konversi secara bertahap hingga akhir November 2021.
“Kami dalam melakukan konversi ini melibatkan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang ada disekitar lokasi pengembangan dan melibatkan para UMKM,” imbuhnya.
Sementara, Mewakili Menteri Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiadi, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi upaya ynag dilakukan oleh Kementerian ESDM dalam melakukan konversi percepatan kendaraan motor listrik sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.
“Kami sejalan dengan Menteri ESDM, karena pak Menteri kami (Perhubungan) juga sangat aware sekali mengakut kendaraan bermotor listrik ini,” paparnya.
Ia melanjutkan, Kementerian Perhubungan juga melakukan pembuatan roadmap yakni penggunaan angkutan massal bus yang berbasis listrik.
“Dua peta besar yang kami lakukan di 2021 untuk penyediaan bus listrik di Surabaya dan Bandung. Untuk di Surabaya kami menggunakan dua koridor dan di Bandung satu koridor. 1 koridor itu rata-rata panjangnya sekitar 40 km sehingga diperkirakan ada 20 kendaraan,” imbuhnya.
Selanjutnya, untuk kendaraan bus di bandara pihaknya tengah berupaya untuk menggantikan dengan kendaraan bus berbasis listrik.
Lebih jauh, ia mengatakan, dengan peresmian Bengkel Resmi Konversi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan EBTKE (P3TKEBTKE/P3Tek), Gunung Sindur, Bogor, dapat memacu sinergi antar Kementerian dan meningkatkan UMKM, sehingga dapat menyiapkan para generasi mudah dalam melaksanakan kegiatan menyangkut program konversi kendaraan bermotor.