Jakarta,ruangenergi.com-Peluncuran Bursa Karbon Indonesia (BKI) adalah langkah penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim serta langkah yang tepat dalam upaya mencapai Nationally Determined Contribution (NDC).
Melalui peluncuran Bursa karbon tersebut akan menjadi alat yang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan ini merupakan sebuah kontribusi nyata Indonesia melawan krisis perubahan iklim.
“Program tersebut perlu kita dukung mengingat hasil dari perdagangan karbon tersebut juga akan di-reinvestasikan kembali pada upaya menjaga lingkungan, maka hal tersebut dapat membangun iklim investasi yang makin menarik dimana para pelaku usaha dapat memanfaatkan sumber pendanaan tambahan, serta adanya insentif ekonomi dalam upaya penurunan emisi tersebut.Dengan sendirinya akan dapat membangun ekosistem yang lebih massif dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang juga akan berdampak dalam meningkatkan ekonomi ,” kata Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Wiluyo Kusdwiharto dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Selasa (26/09/2023) di Jakarta.
Wiluyo menjelaskan, sebagaimana diketahui Indonesia beberapa tahun yang lalu menghasilkan emisi gas rumah kaca mencapai 1,5 miliar ton CO2 yang 75% berasal dari sektor energi diantaranya sektor transportasi & kelistrikan dimana sektor transportasi berkontribusi 28% dari total emisi atau sekitar 0,28 miliar ton CO2 dan kelistrikan 0,24 miliar ton CO2.
Demikian juga kontribusi dari sektor lainnya yaitu rumah tangga. Jika dibiarkan, maka tahun 2060 emisi akan terus meningkat, dimana untuk kedua sektor tersebut dapat mencapai 1,8 miliar ton CO2, yang akan makin berkontribusi terhadap peningkatan suhu bumi .
“Dengan kondisi Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam sangat besar dan menjadikan satu-satunya negara yang sekitar 60% pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sumber daya alam maka tentunya semua pihak perlu bersama-sama mendukung pelaksanaan bursa karbon tersebut dengan tetap menjaga sustainabilitas dan ketahanan energi Indonesia,”ungkap Wiluyo.
Adanya timeline yang jelas mengenai pelaksanaannya akan memberikan kepastian bagi para pelaku usaha dan investor tentang arah dan tujuan pasar karbon di Indonesia serta memungkinkan untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dalam pengurangan emisi.
Pemerintah,lanjut Wiluyo, diharapkan memberikan andil karena memiliki peran penting dalam pengembangan pasar karbon. Melalui regulasi yang jelas, mudah dan relevan dengan kondisi pasar di Indonesia, serta memberikan fasilitas untuk kemudahan perdagangan pasar karbon, maka akan semakin menarik lebih banyak investor dalam mengembangkan industry maupun iklim usaha di Indonesia.
“Kita optimis Indonesia akan meramaikan pasar karbon dunia, perlu kebersamaan dalam merencanakan, membangun langkah-langkah kongkrit oleh semua pemangku kepentingan.sebagaimana diamanahkan oleh Bapak Presiden,” tutup Wiluyo mengakhiri bincang santai virtualnya.