Minat Mau Masuk Blok Tuna Gantikan Zarubezhneft? Kata SKK Migas Ada 11 Perusahaan Ingin Masuk

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Perusahaan migas asal Rusia bernama Zarubezhneft , dipastikan sedang lakukan proses farm in-farm out (lepas kepemilikan saham)di Blok Tuna, Kepulauan Natuna.

Itu sebabnya hingga saat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih mencari pengganti Zarubezhneft di Blok Tuna, Kepulauan Natuna.

“Masih proses due diligence. Sekitar 11 perusahaan berminat (menggantikan Zarubezhneft di blok Tuna,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (02/01/2024), di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, Nanang pernah bercerita, hengkangnya Zarubezhneft dari proyek tersebut dikarenakan buntut dari sanksi konflik geopolitik negara Barat terhadap Rusia.

“Tiba-tiba terjadi konflik geopolitik sehingga perusahan yang berasal dari barat Eropa, UK dan US itu melakukan sanksi terhadap Rusia, jadi mohon maaf apapun yang terjadi transaksi itu tidak dibolehkan apalagi berpartner,” katanya dalam acara media Briefing dengan tema “Industri Migas Sangat Vital Bagi Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi” Rabu (23/8/2023), di Jakarta.

Akhirnya,lanjut Nanang, pilihanya tadinya Zarubezhneft sebagai partner 50-50 itu terpaksa harus mundur karena kalau tidak, ya tidak bisa jalan karena dua-duanya tidak bisa bersatu karena ada sanksi.

Premier Oil Tuna BV anak usaha dari Harbour Energy Group selaku operator dari proyek yang terletak di perairan Natuna ini kata Nanang, memiliki hak untuk memilih mitra. Ia pun berharap, agar Oil Tuna BV segera menemukan mitra yang tepat.

“Harbour punya hak untuk memilih, tapi tetep Zarubezhneft yang akan bertransaksi untuk investasinya itu, untuk itu kita doakan saja agar segera selesai karena PoD sudah ada tinggal di eksekusi,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, untuk komersialisasi kata Nanang, gas hasil dari Blok Tuna akan di ekspor ke Vietnam. Hal ini lantaran Blok Tuna lebih dekat dengan Vietnam. Nantinya, akan dibangun pipa sepanjang 600km untuk menyalurkan gas ke Vietnam.