Jakarta,ruangenergi.com–Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Mustafid Gunawan menegaskan Floating Production Unit (FPU) Jangkrik adalah salah satu fasilitas produksi kebanggaan bangsa Indonesia.
Fasilitas ini memiliki ukuran 46 meter x 192 meter atau sebesar 80% dari ukuran lapangan sepakbola dengan desain awal kapastitas 450 MMSCFD dan saat ini ditingkatkan hingga 750 MMSCFD, mulai beroperasi bulan Mei tahun 2017 untuk memproses hidrokarbon yang berasal dari 2 wilayah kerja yaitu Blok Muara Bakau B.V. dan Blok East Sepinggan (Merakes).
“FPU Jangkrik merupakan kebanggaan bangsa Indonesia karena merupakan FPU terbesar yang pernah dibangun dan dirakit di Indonesia,” ujar Direktur Pembinaan Program Migas Mustafid Gunawan ketika mengunjungi FPU Jangkrik – ENI Muara Bakau B.V, di Balikpapan, beberapa waktu lalu.
Kunjungan lapangan ke FPU Jangkrik merupakan apresiasi terhadap upaya ENI Muara Bakau B.V. untuk mematuhi ketentuan yang berlaku dengan mengupayakan penggunaan produk dalam negeri dengan kualitas yang mumpuni untuk menggantikan produk impor.
Tujuan lainnya adalah memberikan edukasi kepada stakeholder bahwa optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan produk dalam negeri, akan memberikan multiplier effect secara positif, menumbuhkan jiwa nasionalisme yang tinggi, dan memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dan berkompetisi langsung dengan negara maju lainnya.
Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Selasa (21/3/2017), menghadiri acara Upacara Penamaan Kapal Floating Production Unit (FPU) Jangkrik di Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Kepulauan Riau.
Upacara penamaan kapal FPU Jangkrik ditandai dengan pemecahan kendi oleh Ratnawati Jonan. Dalam sejarah kemaritiman sejak akhir abad 18, upacara penamaan kapal yang bertujuan sebagai wujud rasa syukur atas segala pencapaian, biasanya dilakukan oleh seorang wanita.
Penamaan kapal ini juga menandai akan segera berproduksinya gas dari Blok Muara Bakau di mana first gas ditargetkan pertengahan tahun 2017, lebih cepat dari perkiraan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015-2018, yaitu produksi pertama tahun 2018.