Jakarta, ruangenergi.com- Ada yang menarik dari pidato Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto pada saat acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, Selasa (16/07/2024) lalu.
Dwi berpesan, jika ada pekerja di lingkup hulu migas kurang kompeten, maka bisa mengirimkan yang bersangkutan untuk mengikuti training atau pelatihan. Tetapi jika masalah utamanya ada pada integritas, maka sungguh akan sulit untuk melakukan perubahan.
Manajemen SKK Migas telah mencetuskan tiga mindset baru yang harus dimiliki pegawai SKK Migas, yaitu Having A Sense of Urgency and Sense of Crisis; Innovative dan Result-Oriented; dan Collaborative.
“Kami telah mulai menginternalisasi mindset baru ini kepada seluruh pegawai di SKK Migas dan akan terus mendorong implementasinya. Saya mengajak para Pimpinan tertinggi KKKS untuk melakukan hal yang sama dalam organisasi masing-masing. Menggerakkan perubahan mindset ini adalah kunci untuk mencapai LTP yang juga merupakan cita-cita kita bersama.Satu hal yang perlu kita garisbawahi, mindset baru tersebut harus ditopang oleh satu hal yang paling esensial, yaitu integritas. Integritas adalah penentu baik buruknya karakter seseorang. Apabila ada pekerja kita yang kurang kompeten, kita masih bisa mengirimkan yang bersangkutan untuk mengikuti training atau pelatihan. Tetapi jika masalah utamanya ada pada integritas, maka sungguh akan sulit untuk melakukan perubahan,” kata Dwi Soetjipto.
Dwi ingin mengingatkan kembali kepada para pemimpin yang hadir, baik dari SKK Migas maupun KKKS. Sebagai pemimpin, mereka bertanggung jawab untuk membawa perubahan dan menjadi agen harapan atau agent of hope.
“Legacy yang Anda tinggalkan sebagai pemimpin yang baik akan diukur dari kemampuan Anda untuk mengimplementasikan perubahan positif dan menjaga pelita harapan dalam tim Anda tetap hidup, terlepas dari betapa sulitnya kondisi yang dihadapi,” tegas Dwi.
