NTT Harus Berani Klaim Sebagai Provinsi Energi Bersih se-Indonesia Jika Sukses Konversi Minyak Tanah ke Elpiji

Jakarta, ruangenergi.com – Prihatin. Inilah kata yang pantas diucapkan mendengar kabar bahwa di Flores Barat (Flobar), termasuk di Labuhan Bajo, di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga jelang tutup tahun 2024 tidak bisa menikmati energi bersih yang didapat dari Elpiji. Memang selama ini masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk di Flobar, dari tahun 2017 dijanjikan akan menikmati Elpiji melalui program konversi minyak tanah.

Saat ini, program konversi minyak tanah ke LPG di wilayah Flores Barat, termasuk Labuan Bajo, belum dilaksanakan. PT Pertamina telah menyatakan kesiapan untuk melaksanakan program ini di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2017, dengan pembangunan terminal LPG di TBBM Tenau yang berkapasitas 2 x 500 metrik ton. Namun, implementasinya masih menunggu instruksi resmi dari pemerintah pusat.

Akibatnya, masyarakat di Flores Barat masih bergantung pada minyak tanah dan LPG non-subsidi. LPG yang tersedia di wilayah ini umumnya berukuran 12 kg dengan harga sekitar Rp250.000 per tabung, sementara LPG 3 kg bersubsidi belum tersedia.
Kondisi ini menyebabkan kesulitan bagi masyarakat, terutama saat terjadi kelangkaan minyak tanah dan LPG. Beberapa laporan menyebutkan bahwa warga di Labuan Bajo mengalami kesulitan mendapatkan kedua bahan bakar tersebut, yang berdampak pada aktivitas sehari-hari.

“Di tengah issue transisi energi dan net zero emission, saya prihatin kenapa di NTT hingga saat ini susah sekali melakukan konversi minyak tanah (mitan) ke Elpiji secara massif dan konstruktif. Apa yang jadi kendala? Masalah alokasi Elpiji? Nah kan bisa nanti Komisi XII DPR RI duduk bersama Kementerian ESDM dan Pertamina membahas alokasi Elpiji Nasional dengan memasukkan kuota untuk NTT. Kalau program konversi Mitan ini sukses bayangkan betapa banyak emissi karbon dari asap kompor minyak tanah bisa dikurangi berkat memakai kompor Elpiji? Apa masalahnya? Jelaskanlah? Ayo Pak Gubernur terpilih Emanuel Melkiades Laka Lena, yang berpasangan dengan Wakil Gubernur terpilih Johanis Asadoma.perjuangkan ke DPR agar bisa masyarakat seantero NTT bisa menikmati energi bersih dari Elpiji,” kata Ketua dan Founder Energy Institute for Transition (EITS) Godang Sitompul, Kamis (19/12/2024), di Jakarta.

Untuk mengatasi masalah ini,lanjut Godang, diharapkan pemerintah pusat segera memberikan instruksi resmi kepada Pertamina untuk memulai program konversi di NTT, termasuk Flores Barat. Dengan demikian, masyarakat dapat beralih ke LPG 3 kg bersubsidi yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan.

NTT, jelas Godang, harus berani mengklaim menjadi Provinsi Energi Bersih se-Indonesia, jika konversi Mitan ke Elpiji sukses dilaksanakan. Bukankah selama ini Flores yang telah ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi (Geothermal Island) sesuai ketetapan dari Kementerian ESDM melalui SK Menteri ESDM No. 2268 K/MEM/2017.

“Kami menemukan fakta proses transisi energi sektor ketenagalistrikan yang ada di Flores sudah selaras dengan pengembangan pemanfaatan potensi panas bumi di Ulumbu yang berada di Kabupaten Manggarai,”ungkap Godang lagi.

Dia menjelaskan, pemanfaatan panas bumi yang berdasar pada surat keputusan menteri tersebut juga sudah sejalan dengan roadmap percepatan bauran energi terbarukan yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *