Ombak Masih Besar, Pertamina Hulu Energi Tunda Studi EBA

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih menunggu cuaca yang baik untuk bisa melakukan survei seismik di East Natuna block, di Kepulauan Riau.

Ombak di perairan Natuna, Kepulauan Riau masih tinggi, 1 hingga 1,5 Meter bahkan bisa mencapai 2 Meter, sangat riskan bagi kapal seismik bekerja di saat ombak tinggi.

PHE berencana melakukan survei seismik di Blok East Natuna pada Agustus 2024. Saat ini, subholding upstream PT Pertamina (Persero) tersebut tengah mempersiapkan studi environmental baseline assessment (EBA) untuk nantinya digunakan sebagai input pengurusan izin lingkungan.

“Prakiraan BMKG, ombak masih fluktuatif 1-1.5 meter sampai tanggal 25 Februari. Sepertinya moon soon belum selesai, masih transisi. Semoga bisa segera tenang sehingga coring bisa dilakukan. Masih harus sedikit sabar menunggu,” kata Direktur Eksplorasi SHU PHE Muharram Jaya Panguriseng dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Kamis (22/02/2024), di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, blok East Natuna diperkirakan menyimpan sumber daya minyak mencapai 2,2 BBO dan gas sebesar 300 BSCF. Potensi sumber daya itu terbentang di atas luasan konsesi 10.484,39 kilometer persegi.

Pada Mei 2023, Kementerian ESDM resmi menetapkan anak usaha PHE, PT Pertamina East Natuna untuk mengelola Blok East Natuna lewat komitmen investasi awal sebesar US$13 juta atau setara Rp194,5 miliar (asumsi kurs Rp14.968 per dolar AS).

Lewat investasi awal itu, PT Pertamina East Natuna bakal melakukan studi G&G, akuisisi dan pengolahan data seismik 3D dengan luasan 430 kilometer persegi dan 1 pemboran eksplorasi selama 3 tahun pertama.

WK East Natuna merupakan wilayah kerja yang diusulkan pengelolaannya secara langsung oleh PT Pertamina Hulu Energi, yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero).

WK East Natuna yang akan dikelola PT Pertamina East Natuna, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, memiliki luas 10.484,39 kilometer (km) dan berlokasi di lautan Kepulauan Riau.

Wilayah kerja itu diperkirakan memiliki sumber daya berupa minyak sebesar 2,2 miliar barel minyak (billion barrel oil/BBO) dan gas 300 miliar standar kaki kubik (billion of standard cubic feet of gas/BSCF).

Adapun nilai bonus tanda tangan dari WK East Natuna sebesar 500.000 dollar AS dan total komitmen pasti sebesar 12,5 juta dollar AS.