Operasikan 46 Armada Kapal, Pertamina Trans Kontinental Sokong Produksi Hulu Migas Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.comPT Pertamina Trans Kontinental (PTK) turut memperkuat sektor hulu migas Indonesia dengan mengoperasikan puluhan kapal. Kapal-kapal tersebut dioperasikan berdasarkan kebutuhan klien dalam meningkatkan produksi sejalan dengan target mempercepat realisasi target 1 Juta Barel Minyak (BOPD) dan 12 standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) demi ketahanan energi Indonesia di masa mendatang.

PTK mengoperasikan 46 armada kapal yang terdiri dari 11 kapal milik perusahaan dan 35 kapal back to back Charter. Beberapa kapal milik yang di operasikan antara lain Transko Andalas, Transko Moloko, Transko Celebes, Transko Gagak, Transko Dara, Transko Balihe, Transko Barito dan beberapa kapal lainnya. Sedangkan untuk jenis kapal mayoritas merupakan kapal Anchor Handling Tug Supply Vessel (AHTS) dan Harbour Tug.

Direktur Utama PTK I Ketut Laba mengungkapkan bahwa sektor hulu migas di Indonesia merupakan salah satu potensi bisnis yang besar untuk dikelola.

“Mengingat kebutuhan kapal juga banyak di sektor tersebut sehingga penting bagi PTK untuk mengambil bagian dalam menyokong produksi hulu migas. Juga mengambil posisi sebagai pemain utama di berbagai sektor migas termasuk sektor hulu ini,” ujar I Ketut Laba.

Kapal AHTS sering berlalu lalang di sekitar offshore karena biasa melakukan anchor handling, towing, dan supply cargo untuk melayani pengeboran lepas pantai. Kapal ini memiliki kekuatan 4200 – 5400 Horse Power (HP) sehingga mampu menarik dan mendorong rig pengeboran. Selain itu, Kapal Harbour Tug PTK juga melakukan support sebagai kapal tunda dalam lalu lintas di wilayah pengeboran di Upstream. Di sisi lain, salah satu kapal milik PTK terbaru yakni Landing Craft Tank (LCT) Transko Barito juga telah beroperasi untuk mensupport kegiatan lepas pantai di wilayah lepas pantai kalimantan.

PTK juga menjaga commision days atau jumlah hari kapal siap beroperasi agar siap sedia ketika menerima call untuk beroperasi dan senantiasa mengutamakan aspek Health Safety Security and Environment (HSSE) di seluruh operasionalnya.

Hingga saat ini, PTK berhasil bekerjasama dengan perusahaan baik di Pertamina Group maupun perusahaan internasional.

I Ketut Laba juga mengatakan sektor hulu migas hingga saat ini masih menggairahkan, terlebih sektor ini mampu menyumbang sekitar 20% terhadap pendapatan negara.

“Oleh karena itu, kedepannya kita akan lebih agresif melakukan penetrasi ke sektor hulu migas, dengan harapan PTK mampu menyediakan jasa berdasarkan kebutuhan yang ada di sektor hulu dengan memaksimalkan armada yang dimiliki dan memperluas pasar di sektor hulu migas. Sehingga mampu memperkuat posisi PTK sebagai perusahaan jasa maritim yang terintegrasi dengan skala global,” tutup I Ketut Laba.