Adaro Energy

Optimis Prospek Batubara di Semester II/2021, ADRO Solid Pertahankan Posisi Keuangan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.comPT Adaro Energy, Tbk (ADRO) mengaku optimistis terhadap prospek bisnis batubara di Semester II 2021. Pasalnya, harga batubara di pasar internasional akhir pekan lalu tercatat melebihi angka US$ 200 per ton. Bisa dikatakan harga saat ini menjadi rekor baru di pasar batubara.

Hal tersebut dikatakan oleh, Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira, saat dihubungi Ruangenergi.com, (28/09).

Di mana, harga batubara ICE Newcastle (Australia) tercatat sebesar tercatat US$ 202,95/ton, atau mengalami kenaikan sekitar 6,2% dan ini yang tertinggi sejak 2008 lalu.

“Kami optimis terhadap prospek bisnis batubara di Semester 2/2021 ini. Namun akan tetap berhati-hati,” terangnya.

Terkait adanya permintaan pasokan batubara untuk ekspor, dia menjelaskan bahwa Perseroan akan berupaya memaksimalkan dan fokus terhadap keunggulan bisnis emas hitam tersebut, terlebih ditengah situasi sulit akibat Pandemi Covid-19.

“Adaro akan berupaya memaksimalkan untuk terus fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar dunia usaha,” imbuhnya.

Lebih jauh, ia menuturkan, pihaknya akan terus mengikuti perkembangan pasar batubara internasional dalam mempertahankan marjin perusahaan.

“Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan,” tuturnya.

Terkait dengan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah yang sebesar 25% untuk kebutuhan dalam negeri, ADRO mengaku akan tetap mematuhi kebijakan pemerintah tersebut.

“Adaro juga akan senantiasa mengikuti ketentuan DMO untuk dalam negeri,” urainya.

Dalam catatan yang dimiliki Ruangenergi.com, ADRO berhasil mencatatkan adanya peningkatan profitabilitas yang ditopang oleh kondisi pasar batubara dan mencapai EBITDA operasional yang solid sebesar AS$ 635 juta, atau naik 36% dari tahun ke tahun.

Selain itu, ADRO juga berhasil mempertahankan marjin EBITDA operasional yang solid sebesar 41% dan terus berfokus pada keunggulan operasional untuk memastikan pencapaian target dan kinerja yang baik.

“Suplai yang ketat di pasar batubara mendorong kenaikan dan menopang harga batu bara yang tinggi pada periode laporan ini. Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi yang terkait dengan kondisi pandemi,” jelas Garibaldi Thohir, President Direktur ADRO.

“ADRO menghasilkan EBITDA operasional yang memuaskan sebesar AS$ 635 juta dan laba inti sebesar AS$ 330 juta, atau masing-masing naik 36% dan 45% y-o-y, yang mencerminkan kualitas labanya. Walaupun kondisi pasar membaik, AE akan terus mempertahankan disiplin dan fokusnya pada keunggulan operasional serta efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu baranya yang terintegrasi secara vertikal,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, ADRO mencatatkan Pendapatan Usaha, Harga Jual Rata-Rata dan Produksi AE mencatat pendapatan usaha sebesar AS$1.563 juta pada 1H21, atau naik 15% dari 1H20, terutama karena kenaikan 25% y-o-y pada harga jual rata-rata (ASP).

Hambatan suplai menopang kenaikan harga batu bara global yang berarti kenaikan ASP untuk AE. Volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada bulan Mei dan Juni yang lebih tinggi daripada perkiraan mempengaruhi operasi penambangan pada 1H21, sehingga produksi batu bara pada 1H21 tercatat 26,49 juta ton, atau 3% lebih rendah secara y-o-y dan penjualan batu bara pada 1H21 tercatat 25,78 juta ton, atau turun 5% y-o-y.

“Kami mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 115,22 Mbcm pada 1H21, atau naik 12% y-o-y, dan nisbah kupas untuk periode ini mencapai 4,35x,” bebernya.

Perusahaan berencana untuk mengejar aktivitas pengupasan lapisan penutup pada kuartal- kuartal dengan cuaca yang lebih kering untuk mencapai panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,8x pada tahun 2021.

Sementara, beban pokok pendapatan naik 2% y-o-y menjadi AS$1.064 juta terutama karena kenaikan biaya penambangan yang diikuti oleh kenaikan harga bahan bakar maupun pembayaran royalti sebagai akibat kenaikan ASP. AE mencatat nisbah kupas sebesar 4,35x pada 1H21, atau naik 15% y-o- y, karena kenaikan pengupasan lapisan penutup sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan nisbah kupas sejalan dengan panduan perusahaan untuk meningkatkan nisbah kupas tahun ini karena perusahaan mengikuti rencana penambangan dan sekuens penambangan yang membutuhkan lebih banyak pengupasan lapisan penutup. Biaya kas batu bara naik 4% secara y-o-y.

Beban usaha 1H21 turun 12% y-o-y menjadi AS$86 juta, karena AE mencatat penurunan sebesar 14% pada beban umum dan administrasi.