Pakar Migas: Penunjukan JAS Sebagai Dirut PHM Sudah Tepat

Jakarta, Ruangenergi.com – Pakar minyak dan gas (Migas), Ridwan Nyak Baik mengatakan, bahwa penunjukan Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin (JAS) sebagai Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR) sangat sesuai dengan status Blok Rokan yang menerapkan metoda enhanced oil recovery (EOR).

“Dari sisi pendidikan, JAS punya kapasitas untuk memimpin Blok Rokan yang menerapkan teknik EOR untuk meningkatkan produksi dari existing prod sekitar 160-an ribu barel per hari ke level 300-an ribu barel,” kata Ridwan kepada Ruangenergi.com di Jakarta, Jumat (07/5/2921).

Jadi menurut dia, tidak masalah jika posisi Direktur Utama (PHR) diisi oleh Jaffee  yang kebetulan orang dari eksternal Pertamina. Sepanjang yang bersangkutan memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam bidang produksi minyak bumi dengan metoda EOR maka keputusan menunjuk Jafee sebagai Dirut PHR tidak masalah.

Menurutnya, Blok Rokan merupakan salah satu blok migas raksasa yang menjadi back bone produksi minyak bumi Indonesia, sehingga penerapan metode atau teknik EOR untuk meningkatkan produksi existing diperlukan.

“Kalau Dirut sebelumnya (Yudantoro-red) berasal dari eksplorasi, sehingga secara strategis justru kurang tepat untuk menjadi PHR-1, sebab kegiatan di Blok Rokan tidak ada kegiatan yang bersifat eksplorasi atau pencarian cadangan baru maupun pendalaman prospek yang berproduksi sekarang. Di Blok Rokan sekarang dan ke depan akan menerapkan teknik EOR dengan metode chemical,” paparnya.

Terkait masalah orang dalam Pertamina atau orang luar (non Pertamina), menurut pria yang ketika masih aktif di Pertamina cukup dekat dengan wartawan ini, tentu tidak relevan ketika membincangkan upaya dan strategi peningkatan produksi di Blok Rokan.

“Apalagi semua pekerja di sana juga mantan pekerja Chevron yang selama ini memang sudah bersinergi satu sama lainnya dalam semangat meningkatkan produksi,” tukasnya.

Malah, lanjut dia, seharusnya para pekerja itu lebih bersemangat lagi, dengan etos yang lebih meningkat. Sebab, kalau selama ini mereka bekerja untuk company asing, justru sekarang bekerja untuk perusahaan plat merah yang 100% sahamnya dimiliki oleh negara. Jadi mereka sekarang harus bekerja lebih giat karena bagian dari pelaku pembangunan nasional.

“Semoga harapan dan tantangan yang diamanahkan negara kepada Pak JAS dan para pekerja ex Chevron di PHR, dapat dijawab dengan grafik produksi yang semakin meningkat,” tutup Ridwan.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *