PLN

Pandemi Covid-19, PLN Stop Sementara Operasional Sejumlah Pembangkit

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com PT PLN (Persero) mengungkapkan pihaknya melakukan penghentian sejumlah pembangkit yang efisiensinya rendah. Hal tersebut dilakukan PLN untuk menjaga keseimbangan supply dan demand di tengah Pandemi Covid-19.

Pasalnya, di moment liburan akhir tahun 2020 sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, lantaran Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan belum berakhir.

Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura & Bali PLN, Haryanto WS, mengatakan, PLN mematikan pembangkit yang efisiensinya rendah, namun tetap menjaga keseimbangan supply dan demand terhadap pelanggan.

“Kita menganut falsafah keseimbangan supply demand dan regional balance, artinya kita minimalkan transfer dari timur ke barat, selama ini ada transfer dari timur ke barat sekitar 2.000 Megawatt (MW), ini kita minimalkan, sehingga kita mengurangi risiko transfer ini,” katanya belum lama ini, (26/12).

Meski begitu, lanjut Haryanto, PLN tetap menjaga pembangkit-pembangkit fast respon seperti PLMG yang dipersiapkan untuk menjaga kestabilan dan security system.

Akan tetapi, dirinya tidak bisa mengungkapkan lebih detail pembangkit mana saya yang efisiensinya rendah yang diberhentikan sementara operasionalnya.

“Yang kita stop sementara pembangkit yang mahal, yang kedua efisiensinya rendah, kemudian kita tetap menganut regional balance,” imbuhnya.

Selain itu, ia menyampaikan pertumbuhan kWh jual PLN di Jamali (Jawa, Madura, Bali), tercatat hingga November 2020 pertumbuhannya sekitar minus sekitar 2%. Hal tersebut dampak dari penurunan kWh jual sejak bulan April sampai November lalu, karena adanya wabah Virus Corona (Covid-19).

“Penurunan April-November cukup banyak diatas 5%, namun karena adanya kompensasi dari pertumbuhan dari bulan Januari, Februari dan Maret, maka secara akumulatif total sampai dengan November 2020 lalu minus sekitar 2%,” bebernya.

Lebih jauh, Haryanto menerangkan, pihaknya terus mencoba meningkatkan keandalan, menjual listrik dan meningkatkan pelanggan baru, agar kWh jual tahun 2020 di wilayah Jamali tidak negatif.

Sementara, untuk nasional di luar Jamali menunjukkan angka positif, akan tetapi sebagai mana diketahui porsi luar Jamali itu hanya sekitar 30%.

“Jadi positif 30% itu akan mengkompensasi negatifnya Jamali yang 70%. Kita berusaha hingga akhir Desember 2020 pertumbuhan nasional tetap positif meskipun tidak tinggi,” imbuhnya.

“Kita harap sektor pariwisata bisa menggeliat, kita tahu bahwa banyak turis-turis domestik yang menuju ke Bali, kita monitor ada peningkatan beban di Bali kurang lebih sebesar 100 MW, dan ini kita yakin akan menambah penjualan kita,” tandasnya.