Rokan,Riau, ruangenergi.com-Komitmen Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi nasional terus ditunjukkan lewat langkah nyata di lapangan. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, bersama Wakil Direktur Utama Oki Muraza, melakukan kunjungan kerja ke wilayah operasional PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) – operator blok migas terbesar di Indonesia – untuk memastikan keandalan operasional dan implementasi teknologi terdepan dalam peningkatan produksi migas nasional.
Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bagi pelaku industri hulu migas bahwa Pertamina tak hanya fokus pada target 1 juta barel per hari pada 2030, tetapi juga serius berinvestasi pada inovasi yang terbukti secara teknis dan ekonomis. Salah satu sorotan utama adalah pemanfaatan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) berbasis surfaktan di Lapangan Minas dan steam flood di Lapangan Duri, dua proyek andalan yang diproyeksikan mampu memberikan peningkatan recovery factor secara signifikan.
CEOR: Terobosan Teknologi dari Anak Bangsa
Dalam sesi kunjungan di fasilitas CEOR Surfactant Minas, manajemen Pertamina menerima pemaparan mengenai kesiapan injeksi kimia ke reservoir di Area A Stage-1. Teknologi yang digunakan — alkali-surfactant-polymer (ASP) — diprediksi mampu meningkatkan recovery factor sebesar 17–22%, sebuah capaian yang sangat relevan bagi investor migas yang fokus pada pengembangan lapangan matang (mature fields).
Tak hanya itu, PHR juga telah sukses memulai injeksi perdana surfaktan PHR24 untuk proyek Balam South Simple Surfactant Flood (SSF). Menariknya, formulasi surfaktan ini dikembangkan oleh tim internal PHR dengan pemanfaatan bahan dalam negeri.
“Proyek ini bukan hanya peluang peningkatan cadangan minyak, tapi juga cerminan kemandirian nasional dalam teknologi EOR,” ujar Syaiful Maarif, VP S-EOR Regional 1 PHR.
Steam Flood NDD A14: Strategi Pasca Alih Kelola yang Membuahkan Hasil
Kunjungan juga dilakukan ke Proyek Steam Flood di Lapangan North Duri Development (NDD) A14, yang menandai keberhasilan injeksi uap tahap pertama pasca alih kelola Wilayah Kerja Rokan. Proyek ini terbagi dalam dua tahap, dengan total 81 sumur produksi dan 27 sumur injeksi. Teknologi ini terbukti mampu menurunkan viskositas minyak dan meningkatkan mobilitas fluida di reservoir, menjadikannya salah satu solusi utama untuk lapangan-lapangan tua.
“Steam flood ini adalah milestone penting. Kami ingin memastikan teknologi ini berjalan optimal dan memberikan dampak positif terhadap kinerja cadangan dan produksi,” jelas Oki Muraza.
Pesan Strategis untuk Stakeholder Hulu Migas
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menekankan bahwa kunjungan lapangan seperti ini merupakan bagian dari leadership engagement untuk menjaga motivasi perwira, sekaligus membaca potensi pengembangan lebih lanjut dari sisi teknologi dan investasi.
“Pertamina mendorong akselerasi produksi migas nasional dengan pendekatan kolaboratif, adaptif, dan berbasis teknologi. Kami ingin memastikan bahwa para mitra dan investor melihat adanya kesinambungan dan kesiapan dari sisi lapangan maupun sumber daya manusia,” tutur Fadjar.
Insight untuk Pelaku Industri: Kunjungan Direksi Pertamina ini bukan hanya rutinitas, tapi menjadi sinyal bahwa proyek-proyek CEOR dan steam flood di Blok Rokan akan terus mendapatkan prioritas, termasuk potensi kerjasama teknologi dan investasi. Bagi investor dan penyedia jasa teknologi hulu migas, momentum ini adalah peluang emas untuk berkontribusi dalam skema peningkatan produksi berkelanjutan di Indonesia.