Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Kabar gembira datang dari PT Energi Mega Persada Tbk (“EMP” atau “Perusahaan”) yang menyampaikan bahwa anak usaha yang sahamnya dimiliki 48%, yatu PT Pema Global Energi (“PGE”) telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) (“PI”) untuk rencana pengembangan fasilitas Carbon Capture Storage (“CCS”) dan Carbon Capture Utilization Storage (“CCUS”) di Wilayah Kerja B yang mencakup lapangan gas Arun di Aceh.
EMP mengklaim teknologi CCUS dapat menangkap emisi CO2 (yang dihasilkan oleh fasilitas produksi yang ada) dan diinjeksikan kembali kedalam reservoir yang masih produktif untuk meningkatkan produksi migas yang ada.
Setelah produksi mencapai titik optimum, barulah terjadi peralihan ke fase CCS yang mana injeksi atas CO2 yang ditangkap dilakukan tanpa adanya peningkatan produksi.
Berdasarkan studi geological & geophysical reservoir yang dilakukan pada tahun 2023, lapangan gas Arun memiliki karakteristik yang tepat untuk program pengembangan fasilitas CCS dan CCUS. Lapangan gas Arun memiliki reservoir batu gamping (limestone) dengan seal rock (batuan penutup) yang sangat baik untuk tempat penyimpanan CO2 dan dapat meminimalkan kebocoran CO2 ke permukaan. Lapangan gas Arun juga memiliki lokasi yang strategis di dekat area Selat Malacca yang sangat sibuk sehingga dapat menjadi hub dari berbagai sumber penghasil CO2,”demikian isi keterangan tertulis EMP, Kamis (10/07/2025),di Jakarta.
Lapangan gas Arun diestimasikan dapat menyimpan sekitar 10 trilyun kaki kubik atau 504 juta ton CO2. Anak usaha EMP lainnya, yaitu EMP Gebang Limited, juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan PI untuk penjualan gas yang aakan diproduksikan oleh blok gas Gebang (“Gebang”) di Sumatera Utara kepada PI.
Acara penandatanganan nota kesepahaman antara PGE dan PI dihadiri oleh EMP, PI, Badan Pengelola Migas Aceh (“BPMA”), PGE, PT Pembangunan Aceh (“PEMA”) dan PT EMP Energy Aceh. Sedangkan acara penandatanganan nota kesepahaman antara EMP Gebang Limited dan PI dihadiri oleh EMP, EMP Gebang Limited dan Pupuk Indonesia.
Syailendra S. Bakrie, Direktur Utama & CEO EMP, mengatakan, dengan pengembangan fasilitas CCS / CCUS di Wilayah Kerja B ini, pihaknya berharap untuk dapat mendukung rencana pemerintah untuk mencapai target net zero emission ditahun 2060.
“Pada kuartal pertama tahun ini, Wilayah Kerja B telah memproduksikan sekitar 45 juta kaki kubik gas per hari dan 1.033 barel minyak per hari. Blok tersebut juga mengoperasikan cadangan terbukti & terukur sebesar 159 milyar kaki kubik gas dan 10,8 juta barel minyak,” ujar Syailendra.
Edoardus Ardianto, Wakil Direktur Utama & CFO EMP, menambahkan, dari diskusi sebelumnya EMP mengerti bahwa Pupuk Indonesia membutuhkan sekitar 100 juta kaki kubik gas per harinya untuk pengoperasian pabrik-pabriknya.
“Gebang diharapkan dapat memulai produksi gasnya sekitar 40 juta kaki kubik per
hari di semester pertama tahun 2027. Produksi gas tersebut diharapkan akan meningkat sampai
dengan 140 juta kaki kubik gas per hari di tahun 2030. PI merupakan salah satu target market dari gas yang diproduksikan oleh Gebang di masa mendatang,”tegas Edoardus.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menambahkan, penandatanganan Nota Kesepahaman ini sejalan dengan visi & misi Aceh untuk memajukan sektor industri di Aceh
“Kami juga menanti untuk usaha pengurangan karbon di sektor industri yang ada. Kami berharap bahwa proyek CCS / CCUS ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Aceh. Ini merupakan bagian dari rencana kami untuk mengurangi tingkat pengangguran yang ada,”kata Muzakir.
SKK Migas diwakili oleh Luky Yusgiantoro (Sekertaris SKK Migas) dan Kurnia Chairi (Deputi Keuangan & Komersialisasi).
Kurnia Chairi mengatakan, alokasi gas untuk PT Pupuk Indonesia (Persero) sejalan
dengan program Pemerintah untuk mendorong kemandirian energi dan melanjutkan program hilirisasi dan industrialisasi.
Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal, mengatakan, pemanfaatan CCS / CCUS di lapangan Arun oleh PGE adalah momentum emas untuk menjadikan Aceh sebagai regional carbon hub di Indonesia.
“BPMA siap mengawal aspek teknis dan regulasi demi memastikan proyek ini berjalan
aman, efisien, dan memberi manfaat jangka Panjang bagi daerah,”jelas Nasri.
Direktur Utama PGE, Andhika Mahardika, mengatakan, pihaknya percaya CCS / CCUS akan menjadi babak baru bagi lapangan gas Arun yang dikelola oleh PGE. Bersama PT Pupuk Indonesia (Persero).
Bukan Sekedar Proyek
“Kami wujudkan sinergi diantara energi bersih dan industri strategis nasional. Ini adalah kontribusi konkret Aceh untuk target nett zero emission Indonesia dan ketahanan pangan nasional,”tegas Andhika.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (“PEMA”), Mawardi Nur, menyampaikan kerja sama ini bukan sekedar proyek energi biasa.
”Ini bukan sekedar proyek energi. Ini adalah bentuk nyata sinergi antara daerah dan pusat untuk masa depan yang lebih bersih dan mandiri. Melalui pemanfaatan aset lapangan gas Arun oleh PGE, kita dorong nilai tambah energi Aceh agar kembali berkontribusi besar bagi bangsa.”
Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) (“PI”) menjelaskan lebih lanjut, melalui dua MoU strategis tersebut, Pupuk Indonesia tidak hanya memperkuat ketersediaan bahan baku namun juga menjadi enabler transisi energi bersih untuk mewujudkan swasembada pangan dan industri pupuk yang lebih tangguh, efisien dan berkelanjutan.