Pemboran Sumur Migas Kunci Utama Peningkatan Produksi, Perlu Cari Cadangan Baru

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Pemboran sumur minyak dan gas kunci utama peningkatan produksi di Indonesia. Hal ini telah disepakati oleh semua pihak baik pemerintah (SKK Migas, dan Ditjen Migas), maupun para perusahaan migas (KKKS).

Karena migas hanya bisa keluar melalui jalan sumur migas, tidak ada jalan lain.Beda dengan tambang, yang mana setelah pemboran eksplorasi menemukan cadangan, maka dilanjutkan penambangan dengan alat berat. Maka di migas, harus terus dibuat jalan baru alias sumur baru untuk bisa semua cadangan di reservoir itu diproduksikan ke permukaan.

“Maka pemboran di migas adalah yang paling awal, dan berlangsung terus, sampai dengan yang paling akhir saat usia lapangan migas usai. Jadi pemboran akan terus perlu dilakukan selama lapangan beroperasi.
Kalau di awal disebut sebagai pemboran eksplorasi, maka dalam perjalanannya kemudian menjadi pemboran eskploitasi dan pengembangan,” kata Wakil Wakil Sekretaris Umum  Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) Tito Loho dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Sabtu (28/05/2022) di Jakarta.

Loho bercerita, bahwa jelang pertemuan APMI, SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Rokan untuk menindaklanjuti beberapa seri pertemuan dan dialog sebelumnya yang diinisiasi SKK Migas dan APMI, maka kini mulai menajam ke operator per operator, lapangan per lapangan.

“Seperti yang pernah APMI sampaikan bahwa setiap problem pelaksanan pemboran itu khas. Baik probleman teknis, administrasi legal, keuangan, dan isu lingkungan dan masyarakat sekitar. Maka berdasar hal ini maka akan digelar pertemua dengan pihak PHR khususnya fokus penyediaan peralatan pemboran rig ukuran 550-750 HP.Untuk itu agar pertemuan ini efektif dan produkti, maka Internal APMI langsung sigap mengadakan konsolidasi untuk merangkum semua kondisi problema terkini,” jelas Loho.

Loho menyampaikan pada pertemuan itu, hadir lengkap kompak yakni :
1. Ketua APMI
2. Sekretaris Umum APMI
3. Wakil Ketua Umum APMI Bidang Pemboran
4. Wakil Sekretaris Umum APMI
,
Anggota APMI kontraktor pemboran khususnya yang melakukan operasi pemboran di blok Rokan juga hadir :
1. Bormindo
2. ACS
3. APS
4. Wijaya Bangun Rigutama
5. DATI
6. PDSI

“Beberapa hal yang sepakat akan dibahas saat pertemuan dengan SKK Migas dan PHR yang rencananya digelar pertengahan Juni 2022 adalah :
1. Diharapkan ke depan komunikasi perencanaan pemboran yang lebih baik, karena dirasakan dalam tender saat ini adalah waktu delivery rig yang terlau mepet. Sehingga seringkali terjadi keterlambatan dan tekanan biaya tambahan berlebih dalam proses logistik penyiapan rig.
2. Mengusulkan adanya peluang ketentuan bagi dry kontrak alias BBM solar ditanggung pemberi kerja.
Atau kalaupun harus wet kontrak,maka APMI mengusulkan agar memakai skema BBM diberikan toleransi perubahan harga mengikuti pasar. Saat ini kontraktor pemboran dipatok harga Solar Industrinya, sehingga beroperasi dalam kondisi merugi mengingat harga solar industri melejit tinggi nyaris 50% di atas harga saat kontrak ditandatangani.
Sementara pemakaian BBM ini merupakan komponen biaya yang besar dalam pengoperasian sebuah rig.
.3. Meminta agar ditiadakan klausal tambahan yakni untuk syarat penyediaan jaminan finansial saat pra kualifikasi tender. Mengingat bahwa sudah ada Bid Bond dan Performance Bod. Adanya syarat memberikan jaminan finansial saat prakualifikasi ini tentu sangat memberatkan cash flow. apalagi syarat ini diharuskan bahkan pada saat prakualifikasi. Masih ada beberapa point lainnya yang akan dibahas terus oleh anggota APMI. Point-point inilah yang akan dibawa dalam pertemuan APMI, SKK Migas dan PHR nantinya guna didiskusikan dan dicarikan jalan keluarnya.Ini dengan satu tujuan bersama yakni, operasi pemboran berlangsung optimal, aman, dan cost effective.Sehingga produksi migas diharapkan akan dapat bertambah sesuai dengan target yang ingin dicapai,”papar Loho dengan wajah serius.

Loho menjelaskan juga bahwa APMI bersama para anggota sangat menghargai keberadaaan pertemuan semacam ini, yang dirasakan sangat efektif dan baik untuk diterapkan ke semua region operasi migas. Ini mengingat setiap lapangan memiliki karakter problemnya sendiri.Sehingga solusi harus ditemukan melalui pertemuan, diskusi, dialog yang detail dan efektif.