Pemerintah Siapkan SDM Mumpuni, Pacu Investasi EBT

Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. Hal tersebut dilakukan agar nantinya SDM dapat beradaptasi langsung dengan dunia kerja serta mampu menjawab tantangan percepatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kementerian ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo mengatakan, SDM merupakan perangkat utama bagi investor merasakan manfaat berinvestasi di energi bersih.

“Kita selalu terfokus pada aspek teknis, sumber daya alam, teknologi dan proses bisnis yang mendapat banyak sorotan. Apabila kita berbicara konteks yang lebih luas, semua yang kita sebutkan tadi tidak lepas dengan keterlibatan SDM yang ada di dalamnya,” ungkap Prahoro, beberapa waktu lalu, (12/03).

Menurutnya, kualitas SDM yang andal diharapkan mampu mendongkrak institusi yang produktif, inovatif, dan kompetitif. Terlebih lagi dalam mengejar target pemerintah terhadap pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.

“Makanya kolaborasi government dan swasta merupakan sesuatu yang tidak bisa hindarkan. Pemerintah harus bisa mengadposi teknologi dan kolaborasi apa akan kita kembangkan,” tuturnya.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar, menyatakan, selain peningkatan kapasitas SDM, ada beberapa tantangan yang penting dilakukan pemerintah dalam meningkatkan iklim investasi EBT.

Arcandra menilai, peralihan energi fosil menuju energi terbarukan tentunya membutuhkan terobosan baru dan kesiapan dari SDM itu sendiri.

“Perlu sebuah batu loncatan kalau kita mau beralih dari energi fosil menjadi energi hijau,” ungkap Arcandra.

Dikatakan olehnya, pengembangan energi terbarukan akan berhasil bila mampu mengatasi permasalahan -permasalahan seperti proyeksi kebutuhan listrik, finansial, perizinan, pembebasan lahan, smart grid, dan insentif pajak dan fiskal.

“Permasalahan ini juga yang diatasi Eropa dan Amerika dalam melihat perkembangan EBT. Perusahan-perusahaan Eropa beralih dari perusahaan fosil menuju perusahaan EBT. Tapi di Amerika, mereka tidak mengubah bisnis mereka, tapi melakukan dekarbonisasi,” papar Arcandra.

Lebih jauh, ia menjelaskan, khusus persoalan finansial, dirinya menyoroti bagaimana Pemerintah mampu mengatasi tarif, suku bunga (interest rate), jaminan atau collateral, skala proyek, dan kapasitas pengembang.

Ia mengemukakan bahwa hal ini dapat diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri.

“Tidak banyak SDM yang punya skill di sektor EBT, kalaupun ada skillnya belum sama, sehingga ini menjadi pekerjaan rumah bagi PPSDM EBTKE untuk mengoptimalkan potensi SDM tersebut menjadi tenaga-tenaga terampil,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *