Minyak Bumi

Pengamat : Kesepakatan OPEC Kurangi Produksi Minyak Picu Penurunan Harga

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.comDirektur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai terkait dengan kesepakatan OPEC+ mengurangi pembatasan produksi secara bertahap dimana ini langsung menyebabkan harga minyak dunia turun cukup dalam minggu ini.

Pasalnya, harga Referensi OPEC Basket Data tanggal 31 Maret 2021 sebesar $ 63,07/ barel Data WTI tanggal 4 April 2021 sebesar $ 61,45/ barel mengalami kenaikan 3,73% dari hari sebelumnya.

Sementara, harga gasoline RBOB tanggal 4 April 2021 sebesar $ 2,02/ gal mengalami kenaikan 3,10% dari hari sebelumnya. Sedangkan ICE Brent pada 4 April 2021 sebesar $ 63,60/ barel mengalami kenaikan 0,09% dari hari sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, harga minyak naik setelah OPEC+ menyepakati mengurangi pembatasan produksi secara bertahap mulai Mei mendatang.

“Pasar khawatir, minyak akan membanjiri pasar sehingga pasokan kembali berlimpah ditengah permintaan yang belum normal. Belum lagi program vaksin secara global yang berjalan lambat membuat prospektif kenaikan pertumbuhan ekonomi global kembali tertunda,” ungkap Mamit saat dihubungi Ruangenergi.com, (06/04).

Mamit menambahkan, bagi Indonesia hal ini akan memberikan dampak yang berbeda. Seperti halnya di sektor hulu menurunnya harga minyak dunia di khawatirkan akan berdampak terhadap investasi di sektor hulu migas Indonesia.

“Jika terlalu rendah, apa yang sudah di programkan antara K3S (KKKS) dengan SKK Migas terkait program pengeboran dan kegiatan explorasi bisa terkendala. Hal ini juga bisa berdampak terhadap penerimaan negara di sektor migas karena jika harga minyak acuan turun maka dipastikan ICP akan terkoreksi juga,” imbuhnya.

Disisi lain, sektor hilir akan sedikit bernapas lega jika harga minyak dunia mengalami penurunan. Hal menyebabkan harga BBM tidak mengalami kenaikan dan beban subsidi maupun dana kompensasi bisa di berkurang.

“Untuk saat ini, harga BBM Pertamina non subsidi belum mengalami kenaikan sedangkan kompetitor swasta lain sudah menaikan hargaa BBM non subsidi cukup tinggi,” tandasnya.