Pengamat: Transisi Energi Harus Dilakukan Bertahap

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Transisi energi harus dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari jika terjadi disrupsi yang mengganggu pasokan energi. Ini penting karena masalah bisa saja muncul apabila sumber lama energi ditinggalkan begitu saja, padahal sumber energi baru belum tersedia dalam jumlah yang mencukupi.

Menurut Pengamat Energi dan Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Rosari Saleh, Indonesia harus berkaca dari pengalaman Eropa yang mengalami krisis energi akibat konflik geopolitik di Ukraina, sehingga negara-negara yang bergantung pada pasokan gas, justru mempertimbangkan kembali untuk mengimpor energi fosil.

“Kita harus belajar dari sini. Jangan sampai arah kebijakan yang disusun merugikan negara karena kondisi global sedang krisis, jadi transisi energi harus dilakukan secara bertahap,” kata Rosari dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (06/12/2022).

“Pemerintah bisa melihat pengalaman tersebut sebagai pelajaran agar langkah dalam melakukan transisi energi bisa dilakukan secara tepat dan krisis energi domestik tidak terjadi,” lanjut Rosari.

Sementara dari sisi fiskal, lanjut dia, Indonesia juga masih bergantung pada sumber daya alam sebagai sumber penerimaan dalam APBN, sehingga berkurangnya kontribusi ini juga harus dipertimbangkan, apabila ingin menjalankan transisi energi secara berkelanjutan.

“Hingga saat ini Indonesia masih sangat diuntungkan dengan energi fosil terutama mineral dan batu bara, termasuk minyak,” tutup Rosari.

Sebelumnya langkah Indonesia untuk mengembangkan ekonomi hijau, termasuk dengan mengurangi energi fosil dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan, mendapat dukungan penuh dari dunia internasional.

Salah satu dukungan berasal dari Forum G20 yang memberikan apresiasi kepada Indonesia atas komitmen transisi energi tersebut karena sejalan dengan arah ekonomi dunia, termasuk adanya dukungan pembiayaan dari lembaga maupun mitra multilateral.(SF)