Perkuat Komitmen Transisi Energi, Pengembangan Smart Grid Masuk dalam RPJPN 2025-2045

Jakarta, ruangenergi.com – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi dengan mengembangkan energi terbarukan (EBT) sebagai prioritas menuju Net Zero Emission (NZE). Pengembangan infrastruktur  transmisi  dan  distribusi  dengan smart grid atau jaringan cerdas merupakan bagian penting dalam mendukung transisi energi. Smart grid telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 sesuai Undang-Undang No. 59 Tahun 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu saat membuka secara daring acara “Workshop on International Knowledge and Experience Sharing for Distribution Smart Grid and Operations”. Acara sendiri diselenggarakan di Denpasar, Selasa (3/12/2024) oleh PT PLN (Persero) didukung oleh USAID.

“Melalui  undang-undang  tersebut  proses  pengembangan smart grid dibagi menjadi 4 tahapan yaitu, Penguatan Transformasi pada 2025-2029, Akselerasi Transformasi pada 2030-2034, Ekspansi Global di tahun 2035-2039 dan Perwujudan Indonesia Emas pada tahun 2040-2045,” ujar Jisman.

Lebih lanjut Jisman menjelaskan bahwa dalam RPJPN Tahun 2025-2045, Smart Grid merupakan bagian penting dari strategi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan efisien dalam sektor energi di Indonesia.

Smart grid mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem kelistrikan, diharapkan dapat mendukung upaya pengelolaan energi yang  lebih  baik,  meningkatkan  efisiensi  distribusi dan memperkuat ketahanan energi nasional,” jelas Jisman.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Pengaturan Operasi Usaha Ketenagalistrikan Wahid Pinto Nugroho menyampaikan bahwa dalam peraturan, pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di Jawa-Bali pada tahun 2020.

“Arah pengembangan smart grid harus mulai diimplementasikan di beberapa daerah di Jawa Bali pada tahun 2020 dan secara bertahap diterapkan pada sistem diluar Jawa Bali untuk mendorong porsi EBT,” kata Wahid.

Executive Vice President Perencanaan Strategis Distribusi PT PLN (Persero) Adams Yogasara menyampaikan bahwa pengembangan Smart Grid juga telah tertuang dalam RUPTL PLN.

“Pengembangan Smart Grid telah tertuang dalam RUPTL PLN 2021-2030 dengan prinsip mengintegrasikan teknologi smart grid untuk mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam sistem kelistrikan, menuju NZE pada tahun 2060,” ucap Adams.

Di era transisi energi kebutuhan listrik yang andal, efisien, dan ramah lingkungan menjadi sangat mendesak. Dalam perencanaan pembangunan ketenagalistrikan, pemerintah Indonesia dituntut untuk membuat sistem kelistrikan menjadi lebih fleksibel dan adaptif.

“Teknologi Smart Grid hadir sebagai jawaban untuk tantangan ini.  Dengan kemampuan memantau, mengendalikan, dan mengoptimalkan operasi  jaringan listrik  secara  real-time, Smart Grid tidak hanya menjaga stabilitas sistem, tetapi juga mendukung integrasi energi terbarukan dalam skala besar,” tutup Jisman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *