Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menekankan pentingnya kolaborasi antara para stakeholder industri migas.
“Mindset kolaborasi dalam melakukan pekerjaan transformasi ini sangat penting, karena memang kita harus bergerak secara bersama-sama untuk satu tujuan sehingga tidak bisa tidak, kita harus berkolaborasi. Sikap ego sektoral dan silo mentality hanya akan menjauhkan kita dari pencapaian target bersama,” kata Hudi,Sabtu (17/08/2024), di Jakarta.
Hudi bercerita,di tahun-tahun ke depan ada sejumlah target yang harus dicapai oleh industri migas, yaitu peningkatan Investasi. sebesar US$16,1 miliar atau Rp. 242 Triliun atau naik17% dibandingkan tahun 2023 yang lalu, yang tercatat sebesar US$13.7 miliar atau sebesar Rp. 206 Triliun,
Kemudian peningkatan kegiatan pemboran pengembangan secara masif. Pada tahun 2024 ini ditargetkan mampu mencapai 932 sumur, atau naik sebesar 388% dari realisasi tahun 2020 yang hanya mencapai 240 sumur.
Selain itu, target Portfolio Industri Hulu Migas hingga tahun 2029 nanti, telah memiliki 141 Proyek dengan total investasi US$ 36.25 Miliar atau setara Rp.543 Triliun, yang terdiri dari 6 Proyek Strategis Nasional dengan total investasi sebesar US$ 32.47 Miliar atau sebesar Rp 487 Triliun, dan 135 Proyek Non PSN, dengan nilai total nilai investasi sebesar US$ 3.78 Miliar atau sebesar Rp. 57 Triliun.
Hudi menegaskan, target tersebut dapat terwujud dengan kolaborasi dan dukungan dari semua stakeholder industri migas. Apalagi dengan dua temuan besar cadangan gas beberapa waktu lalu di Indonesia, membuat gairah investasi industri migas ikut meningkat.
“Dengan melihat potensi ini, kita harus bergerak bersama untuk mewujudkan peningkatan produksi migas dan mencapai ketahanan energi nasional,” tutur dia.