Jakarta,ruangenergi.com– Terjadi peningkatan pembelian Pertalite di Jumat-Sabtu (1-2 April 2022) dipantau oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN).
Namun PPN memastikan stok aman.Oleh sebab itu masyarakat diminta tidak usah khawatir akan kekurangan mendapatkan pasokan Pertalite.
“Saya tegaskan, tidak ada pemotongan atau pengurangan alokasi untuk masing-masing SPBU.Pada kesempatan ini saya sampaikan,supaya masyarakat tidak khawatir ya, untuk SPBU itu akan kami salurkan, kami cukupi,kami penuhi semua kebutuhan SPBU,”kata PJS Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Irto Ginting dalam dialog Indonesia Bicara di stasiun televisi TVRI, Selasa malam (04/04/2022) di Jakarta.
Irto menjelaskan harga Pertalite tidak ada perubahan,sesuai dengan ketetapan yang disampaikan pemerintah yakni Rp7.650 per liter.
Pertamina sudah siapkan satuan tugas yang akan memonitor pendistribusian BBM di seluruh wilayah Indonesia. Tentunya ada tempat-tempat atau lokasi yang akan terjadi peningkatan permintaan BBM, Pertamina siap penuhi kebutuhannya.
“Mungkin mudik tahun ini sama dengan mudik tahun 2019. Artinya kita akan siapkan di titik-titik tersebut tersedia SPBU Siaga agar masyarakat dapat mudik dengan lancar,” tutur Irto.
Di acara yang sama, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengingatkan peran Badan Pengatur Hilir Migas (Bph Migas) agar betul-betul cermat perihal bbm terutama solar. Daerah mana yang kuotanya harus betul-betul diperhatikan dengan cermat dan juga bagaimana mengawasinya.
“Solar ini rembes sebetulnya. Nanti kita pastikan. Ini rembes ke industri.Bayangkan seluruh komoditas naik luar biasa,batubara harganya 4 kali lipat dari harga semula,bahkan sampai 7 kali lipat. Demikian juga komoditas lain, tambang sekarang semuanya aktif. Kita bisa lihat daerah-daerah yang dekat tambang pasti antri mengular. Ini rembes. Solar-solar subsidi sampai kepada orang-orang yang tidak berhak,” tegas Sugeng.
Subsidi Untuk BBM Ramah Lingkungan
Sugeng menyoroti soal Pertalite. Menurut dia, sampai kini Pertalite mendominasi hampir 70 persen dari bbm kita.Ini menjadi konsumsi yang besar. Maka DPR mendorong Pertamina agar segera mencukupi ketersediaan Pertalite.
“Kita bersyukur Pertalite itu kategori RON 90 yang sudah ramah lingkungan. Dimana kita kurangi RON 88, itu bbm yang tidak ramah lingkungan. Kita bersyukur sudah dimanfaatkan masyarakat, dan nanti pelan-pelan mungkin ke Pertamax.Yang kita subsidi itu harusnya bbm yang ramah lingkungan kan.Misalnya apa? Ya Pertamax nanti kalau misalnya volumenya menjadi besar begitu.Itulah yang kita subsidi karena sudah mendekati Euro IV dan Euro V yang menjadi standar dunia,”tutur Sugeng.
Dengan kita sudah menandatangani Paris Agreement,lanjut Sugeng, komitmen untuk mengurangi emisi buang agar tidak mengotori langit kita.