Jakarta, Ruangenergi.com – Kain songket Palembang memang mewah dan elegan. Eloknya pesona songket ini memberi bukti masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang masih ada di kota Palembang. Semua itu dituangkan dalam berbagai motif misalnya motif Bunga Cina, Bintang Berantai, Limar, dan sebagainya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, pihaknya akan terus mendukung pelestariankln kain tenun tradisional seperti songket.
“Dalam usianya yang semakin matang 63 tahun, Pertamina akan terus mendukung pelestarian kain tenun songket,” katanya di Jakarta, Selasa (14/12/2020).
Pertamina, kata Fajriyah, juga memfasilitasi para perajin dan pelaku UMKM agar lebih berkembang dan naik kelas.
”Pertamina akan terus memberi energi positif kepada para UMKM mitra binaan melalui roadmap pembinaan Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global,” ujar Fajriyah.
Sementara salah satu mitra binaan Pertamina Kgs. Bahsen Fikri yang merupakan pemilik usaha Fikri Koleksi (FK) mengatakan, pembuatan songket FK menggunakan bahan baku berkualitas bagus, sehingga menghasilkan songket yang bagus pula.
Menurut Fikri, harga tenun songket Palembang yang ia jual bervariasi, mulai dari Rp 1,8 juta – Rp 50 juta. Yang harganya Rp 50 juta, menurutnya, usianya sudah lebih dari seratus tahun.
“Yang membuat mahal adalah histori atau sejarah dan bahan bakunya, termasuk benang sutera dan benang emas. Benang emas yang paling mahal adalah benang emas jantung, tapi kini sudah tidak diproduksi,” terang pria 50 tahun ini.
Dengan harga produk yang tinggi tersebut, Fikri dapat mengantongi omzet perbulan hingga ratusan juta.
“Namun, dampak pandemi Covid-19 membuat pendapatannya menjadi Rp 30 juta saja,” ucapnya.
Untuk itu ia berharap di bawah binaan Pertamina, usahanya dapat lebih berkembang dan mampu bertahan.
“Jadi kita bisa kembali meningkatkan produksi dan ikut pameran di dalam maupun luar negeri, seperti di Thailand, Malaysia, dan Singapura beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Fikri juga mengaku telah menerapkan konsep sociopreneur dalam bisnisnya, dengan banyak memberdayakan perempuan dan anak putus sekolah untuk membantu usahanya.
”Kami cari yang punya semangat belajar tinggi, disiplin dan teliti. Sekaligus bisa membantu perekonomian mereka,” ujarnya.
Terhitung, ada sekitar 50 orang pengrajin songket yang ia berdayakan. Untuk memaksimalkan kinerja, Fikri juga membuat mess bagi karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari pusat produksinya dan toko di Jalan Kiranggo Wiro Sentiko No 500 30 Ilir Palembang.
Tidak hanya itu, Fikri juga membantu para perajin yang menitipkan produknya di toko tersebut.
“Kami juga memiliki sekitar 20 perajin tenun binaan di Desa Tanjung Lago, Kab. Musi Banyuasin,” katanya.(SF)