Jakarta,ruangenergi.com-PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera ( PHE OSES),anak usaha dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sub holding upstream PT Pertamina (Persero) agresif mencari potensi minyak dan gas.
Buktinya, di awal Juli 2021 ini,PHE OSES sedang mulai pengeboran 1(Satu) Sumur NEIA-30 dan jika sukses akan bertambah 1 sumur lagi yakni sumur NEIA.
“Saat ini sedang mulai pemboran sumur NEIA – 30. Jika positive akan tambah 1 lagi sumur NEIA.Untuk explo di OSES, sudah dilakukan yaitu sumur Fanny 2, sebelum rig move in ke NEIA.kita cari terus potensi-potensi di OSES,” kata Direktur Pengembangan & Produksi Subholding Upstream Pertamina, Taufik Aditiyawarman kepada ruangenergi.com,Rabu (07/07/2021) di Jakarta.
Menurut Taufik, rig yang digunakan oleh PHE OSES untuk mengebor di NEIA-30 dan NEIA adalah rig COSL HL 6 .
Dalam catatan ruangenergi.com,PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menyelesaikan pengeboran 5 sumur pengembangan di Oktober 2020, dan saat ini sedang melakukan pengeboran sumur pengembangan ke-6 di lapangan Krisna yang berada 90 mil sebelah utara Teluk Jakarta di lepas pantai Laut Jawa.
Blok SES dilakukan alih kelola pada 6 September 2018 dari operator lama CNOOC SES Ltd kepada Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PHE yang kemudian blok ini dioperasikan oleh PHE OSES.
Hasil produksi gas lapangan di blok SES, digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di pulau Pabelokan untuk menunjang kegiatan operasi. Selain itu, gas juga dijual ke PLN sebagai bahan bakar pada Pembangkit Listrik PLTGU Cilegon.
Sedangkan produksi minyak dari WK SES sebelum alih kelola diekspor keseluruhan, namun setelah dioperasikan oleh PHE OSES, seluruh produksi minyak diproses sepenuhnya di kilang-kilang Pertamina untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri.