Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan, mengungkapkan bahwa stok Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar di wilayah Kalimantan dalam kondisi aman.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina MOR VI, Susanto August Satria, mengatakan pihaknya menyalurkan BBM Solar tersebut sesuai dengan kuota yang ditentukan oleh pemerintah.
“Stok BBM Solar JBT aman. Pertamina menyalurkan Solar JBT sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh regulator. Realisasi penyaluran Solar JBT hingga september 2021 sekitar 147Ribu KL,” jelas Susanto saat dihubungi Ruangenergi.com, (01/11).
Ia menjelaskan, pihaknya terus menerus menjalankan fungsi penugasan kepada seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kalimantan.
Susanto menegaskan, Pertamina akan memberikan sanksi apabila terdapat SPBU yang menyimpang dalam penyaluran BBM.
“Fungsi pengawasan kepada SPBU dalam hal penyaluran Solar JBT terus dilakukan dan jika ada SPBU yang menyimpang Pertamina tidak segan untuk memberikan sanksi kepada SPBU tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga mendukung dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait penegakan hukum dalam mengawasi penyaluran BBM bersubsidi jenis solar.
“Kami mendukung koordinasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait pemerintahan dan Aparat Penegak Hukum dalam hal mengawasi penyaluran Solar JBT ini agar tepat sasaran,” tuturnya.
Terkait adanya, aksi damai yang dilakukan para sopir truk di wilayah Kalimantan Selatan, Susanto menjelaskan, demo tersebut penyampaian aspirasi yang ditujukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalsel dan pihak-pihak terkait.
Informasi yang diterima Ruangenergi.com, para sopir truk akan menggelar aksi damai di Jalan Gubernur Soebarjo, Kelurahan Telaga Biru, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalsel, 01-02 November 2021.
Para sopir truk tersebut menyuarakan aspirasinya terkait sejumlah kendala yang dialami untuk mengakses BBM khususnya Solar. Di mana, dalam orasinya para sopir tersebut menuntut adanya penambahan kuota BBM jenis solar dan bio solar.