Pertamina Pangkas Jumlah Direksi, Nicke Dipertahankan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) memangkas separuh jajaran direksi, saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar, Jumat (12/6). Jumlah direksi yang sebelumnya berjumlah 11 direksi kini hanya menyisakan 6 direksi.

Adapun 6 direksi yang tersisa yakni Direktur Utama yang tetap dijabat oleh Nicke Widyawati. Selanjutnya Direktur Penunjang Bisnis yang dijabat oleh M Haryo Yunianto, Direktur Keuangan diduduki oleh Emma Sri Martini.

Selanjutnya, Direktur Sumber Daya Manusia dijabat oleh Koeshartanto, Direktur Logistik oleh Mulyono, dan Direktur Strategi dijabat oleh Iman Rachman.

Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, penetapan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama karena dianggap memiliki integritas yang baik serta memiliki arah kebijakan yang jelas. Dari beberapa nama yang diajukan sebagai direktur utama, Erick menegaskan bahwa Nicke menjadi kandidat yang terbaik sehingga diputuskan untuk memperpanjang posisi jabatannya di Pertamina.

“Nama-nama lain yang ada di dalam peper yang saya terima ada tapi saya tidak mau nanti ada politisasi seakan-akan pemilihan ini ada aneh-anehnya, tapi alhamdulillah ibu Nicke masih yang terbaik,” ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/6).

Meski tetap menjadi direktur utama di Pertamina, Erick memberikan PR (pekerjaan rumah) bagi Nicke untuk dapat mengIPOkan (initial public offering) minimal dua perusahaan anggota subholding dalam dua tahun kedepan. Tugas besar ini menjadi salah satu Key Performance Indicator (KPI) bagi Nicke dalam dua tahun kedepan apakah bisa mewujudkannya atau tidak.

Sementara itu terkait dengan pemangkasan direksi dari sebelas menjadi lima direksi karena Kementerian BUMN ingin agar PT Pertamina (Persero) benar-benar fokus pada core bisnisnya. Menurutnya banyaknya direksi membuat Pertamina tidak optimal dalam menjalankan fungsi usaha yang menjadi utama. Terkait dengan orang-orang yang ditunjuk Erick sebagai pemegang jabatan direksi telah melalui berbagai penilaian yang ketat.

“Kita mau pastikan semua BUMN fokus ke core bisnisnya, kita juga mau konsisten program restrukturisasi konsolidasi di BUMN dan yang penting lagi juga kita harapkan dengan dua hal ini ada KPI yang baik,” ucapnya.(SF)