Jakarta,ruangenergi.com–PT Pertamina Patra Niaga, sub holding commercial and trading dari PT Pertamina (Persero) mencatat bahan bakar minyak (bbm) khususnya gasoline naik tinggi permintaannya saat arus balik mudik Lebaran 2022 ini.
Pada H-2 Lebaran yang mencapai kenaikan 41% dari normal. Wilayah tertinggi konsumsi BBM berada di jalur mudik, antara lain Cirebon, Brebes, dan Tegal. Selain itu konsumsi tertinggi juga berada di kota wisata seperti Yogyakarta dan Bandung
“Kenaikan tertinggi kita sementara ini memang H-2 Lebaran yang mencapai kenaikan 41% dari normal.Betul untuk BBM khususnya gasoline. Sementara untuk arus balik mudik tertinggi kenaikannya 29% di tanggal 5 Mei 2022,” kata Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Irto Ginting kepada ruangenergi.com, Senin (09/05/2022) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati kembali memantau langsung ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk arus balik mudik Lebaran Idulfitri lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC). Nicke memastikan ketersediaan dan penyaluran BBM dalam kondisi aman.
Nicke menyambangi PIEDCC di Gedung Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2022) didampingi Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas Rafi) Pertamina Mulyono. Hadir juga Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Nicke dan rombongan melihat langsung data ketersediaan dan penyaluran BBM seluruh Indonesia lewat tampilan layar di PIEDCC.
Nicke mengatakan, PIEDCC mengelola data secara terintegrasi dari hulu ke hilir selama 24 jam secara realtime, baik itu untuk BBM, gas hingga Avtur. Tim PIEDCC juga melakukan analisa data menjadi infomasi, mendeteksi data, anomali, menguji keandalan data serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
“Semuanya bisa kita lihat dari sini. Jadi kalau selama ini kita berbicara tentang kesiapan supply and distribution untuk arus mudik, yang kelihatan di permukaan adalah bagaimana kita mengelola agar sepanjang jalur mudik ini tidak terjadi antrean atau kelangkaan BBM. Tapi sebetulnya yang kita lakukan kita menyiapkannya dari hulu hingga hilir,” jelas Nicke.