Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring terkait penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya bersubsidi jenis Solar.
Hal tersebut dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran antara lain dengan sistem digitalisasi dan pemantauan secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC).
“Dengan mengoptimalkan produksi kilang, serta melakukan monitoring penyaluran agar tepat sasaran antara lain dengan sistem digitalisasi dan pemantauan secara real time melalui PICC),” ujar Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, saat dihubungi Ruangenergi.com, (25/10).
Dia menjelaskan bahwa penyaluran BBM bersubsidi jenis Solar sudah mulai kondusif. Untuk itu, Pertamina akan menjaga agar pasokan BBM tetap lancar.
“Alhamdulillah, penyaluran bbm khususnya solar sudah kondusif. Kami akan menjaga pasokan ke SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) tetap lancar,” jelas Irto.
Dia menambahkan, hal tersebut sejalan dengan keberhasilan pemerintah dalam program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak pada peningkatan kebutuhan/demand BBM, termasuk BBM retail dan industri.
Dibandingkan periode awal PPKM, saat ini demand BBM retail meningkat 8% sedangkan industri pertambangan meningkat 35%, industri perkebunan 26%, sektor migas 21% dan industri lainnya mencapai 17%.
Menurutnya, peningkatan aktivitas masyarakat tercermin dalam peningkatan konsumsi BBM sektor retail Pertamina yang tercatat secara nasional pada kuartal 3 (Q3) tahun 2021 mencapai 34 juta kilo liter (KL), meningkat hingga 6% dibandingkan Q3 tahun 2020. Untuk BBM gasoline (bensin), ada peningkatan sekitar 4%, dan untuk gasoil (diesel), bahkan mencapai 10%.
“Bahkan untuk Solar subsidi konsumsi harian sejak September mengalami peningkatan 15% dibandingkan rerata harian di periode Januari sampai Agustus 2021. Kenaikan signifikan terjadi di beberapa wilayah seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara serta Riau. Pertamina berkomitmen untuk memenuhinya dan paralel kami berkoordinasi dengan BPH Migas untuk penambahan kuota Solar subsidi,” ungkap Irto.
Untuk itu, Pertamina Patra Niaga terus memastikan stok maupun proses penyaluran (supply chain) aman berjalan dengan baik, bahkan telah dilakukan penambahan penyaluran Solar subsidi dibeberapa wilayah yang mengalami peningkatan konsumsi secara signifikan seperti Sumatera Barat sebesar 10%, Riau 15%, dan Sumatera Utara 3.5%.
Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada (14/10) melakukan kunjungan kerja ke Pertamina Integrated Command Center (PICC) yang bertempat di Grha Pertamina, Jakarta.
Kunjungan kerja tersebut dilakukan oleh Kepala BPH Migas Erika Retnowati beserta jajarannya Komite BPH Migas, di antaranya Anggota Komite BPH Migas Basuki Trikora Putra, Harya Adityawarman, Wahyudi Anas, Direktur Bahan Bakar Minyak Patuan Alfon S.
Erika Retnowati mengungkapkan, kunjungan ini dalam rangka monitoring pelaksanaan sistem pengusahaan hilir bahan bakar minyak dan digitalisasi SPBU PT Pertamina.