Pesisir Bangkit, Mangrove Tumbuh: Kolaborasi Hulu Migas Hijaukan Sungsang IV

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Palembang, Sumsel, ruangenergi.com— Pagi di pesisir Desa Sungsang IV selalu dimulai dengan suara riak air yang menghantam akar-akar mangrove. Di desa yang berada di muara Sungai Musi ini, masyarakat telah lama hidup berdampingan dengan hutan mangrove—penjaga alami dari abrasi dan penopang ekonomi harian mereka. Namun, perubahan alam dan tekanan lingkungan membuat ekosistem ini kian rapuh.

Momentum Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati setiap 28 November kembali mengingatkan betapa berharganya keseimbangan alam ini. Di Sumatera Selatan, perhatian terhadap ekosistem pesisir kembali menguat melalui upaya pemulihan yang dilakukan di Sungsang IV, Banyuasin—sebuah kawasan yang menjadi cermin urgensi pelestarian mangrove.

Melalui Program Penghijauan Hulu Migas, PHE Jambi Merang bersama SKK Migas Sumbagsel dan KKKS wilayah Sumsel telah menapaki jalan panjang pemulihan ekosistem di desa tersebut. Keseriusan ini mendapat sorotan positif dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pada 25 November 2025, bertempat di Bumi Perkemahan Gandus Palembang, perusahaan menerima Piagam Penghargaan Kontribusi Penanaman Pohon sebagai bentuk apresiasi resmi.

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, dalam sambutannya menegaskan pentingnya gerakan bersama dalam merawat lingkungan.

“Terima kasih kepada semua pihak yang tidak berhenti merawat lingkungan, termasuk para pelaku industri yang terlibat langsung menanam pohon. Semangat seperti ini penting kita jaga bersama sehingga menjadi kebiasaan dan budaya demi masa depan lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.

Sejak 2024, PHE Jambi Merang telah menanam 1.000 pohon mangrove jenis api-api dan jungkang di lahan 0,1 hektare. Upaya itu berlanjut pada 2025 dengan persiapan penanaman 2.000 pohon mangrove bruguiera sexangula (tumu) di area seluas 0,2 hektare—jenis yang dikenal memiliki akar kokoh dan menjadi rumah ideal bagi biota pesisir.

Puncak HMPI 2025 tak hanya diwarnai seremoni, tetapi juga penanaman pohon simbolis. Di tangan para peserta, bibit pohon kecil itu tampak sederhana; namun bagi warga Sungsang IV, setiap batang mangrove adalah investasi masa depan.

Field Manager PHE Jambi Merang, R. Satrio Mursabdo, menegaskan bahwa keberlanjutan merupakan prinsip utama dalam operasional perusahaan.

“Kami berupaya memastikan bahwa kegiatan hulu migas turut menghadirkan manfaat nyata, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga bagi keberlanjutan di masa mendatang,” ungkapnya.

Bagi masyarakat Desa Sungsang IV, mangrove bukan sekadar deretan pohon yang tumbuh di tepi laut, melainkan pelindung, penjaga, dan sumber penghidupan. Akar-akar kokohnya menjadi rumah bagi ikan, kepiting rawa, hingga udang yang menjadi sumber ekonomi warga.

Karena itu, setiap langkah penanaman mangrove bukan hanya tentang menambah luas vegetasi, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial-ekologis masyarakat pesisir. Di desa ini, upaya memulihkan lingkungan berarti menjaga ruang hidup dan masa depan generasi berikutnya.

PHE Jambi Merang berkomitmen melanjutkan program penghijauan di Sungsang IV dan wilayah operasi lainnya. Melalui sinergi dengan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan, perusahaan berharap setiap pohon yang ditanam menjadi awal bagi ekosistem yang tumbuh kembali.

Dalam riak air dan desir angin pesisir Sungsang, HMPI 2025 meninggalkan pesan yang kuat: lingkungan yang sehat adalah buah dari kerja bersama, kerja panjang, dan keberanian untuk menanam harapan—satu pohon pada satu waktu.