Jakarta, ruangenergi.com—Komisaris Utama PT. Perusahaan Gas Negara(PGN) Arcandra Tahar menyatakan, gas Bumi masih akan menjadi sumber energi strategis di dunia. Salah satu produk gas bumi yaitu Liquid Natural Gas (LNG) diperkirakan akan menjadi salah satu komoditas dengan kebutuhan besar di dunia.
Wood Mackenzie memperkirakan kebutuhan LNG sampai tahun 2030 akan mencapai 550 juta ton per tahun. Sementara pasokan di pasar ditaksir hanya sekitar 450 juta ton per tahun.
Dengan adanya gap antara supply dan demand yang cukup besar tersebut PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dapat memainkan peran pentingnya untuk mengoptimalkan peluang itu. Sebagai perusahaan gas nasional, PGN ditantang untuk terus meningkatkan kapasitasnya, baik dari aspek SDM, teknologi dan juga finansial agar mampu bersaing dengan perusahaan gas dunia lainnya.
Di dalam negeri, PGN juga memiliki kesempatan untuk terus meningkatkan penggunaan gas bumi ke berbagai segmen pasar. Indonesia memiliki cadangan gas sekitar 100 TCF.
Dari jumlah itu sekitar 60 TCF tersebar di berbagai lokasi dan sebanyak 40 TCF berada di Natuna yang belum dikembangkan. Dari total produksi gas sebanyak 7000 MMSCFD, PGN baru mengelola sebanyak 900 MMSCFD atau kurang dari 15 persen.
“Kita berharap dengan dukungan dan kolaborasi dengan Pertamina, PGN mampu berperan lebih besar dalam pengelolaan gas bumi secara nasional. Penggunaan gas bumi sebagai pembangkit listrik juga menjadi peluang bagi PGN melalui kerjasama dengan PT PLN,”kata Arcandra seperti dikutip dari laman media sosialnya.
Pembangkit-pembangkit listrik PLN di pulau-pulau terluar yang masih banyak menggunakan diesel dapat dialihkan ke gas bumi.
Selain lebih bersih bagi lingkungan, gas bumi juga terbukti lebih efisien. Lebih penting lagi, saat ini penggunaan gas bumi baru sekitar 70 persen dari total produksi dalam negeri.
“Melalui sinergi dengan PLN, optimalisasi penggunaan gas bumi di pembangkit-pembangkit listrik juga akan mengurangi ketergantungan terhadap energi impor,”pungkas Arcandra