PHE ONWJ Gaspol Proyek Penggantian Pipa Bawah Laut Demi Jaga Keandalan Operasi Hulu Migas, Mantab!

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Utara, Jakarta, ruangenergi.com– PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ), bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, kembali tancap gas melanjutkan proyek strategis Pipeline Renew and Replacement Project (PRRP) demi menjaga kelangsungan distribusi migas dari laut ke darat.

Melalui proyek ini, PHE ONWJ akan mengganti tiga jalur pipa bawah laut utama sepanjang total ±22,52 km yang menjadi urat nadi distribusi migas. Proyek ini resmi dimulai dengan pelaksanaan Kick-Off Meeting kontrak EPCI bersama kontraktor pelaksana PT Hafar Daya Konstruksi pada akhir Juni 2025.

“Fasilitas produksi migas kami sudah cukup berumur. Proyek ini adalah bagian dari komitmen kami memastikan operasi tetap aman, selamat, dan andal,” ujar Muzwir Wiratama, General Manager PHE ONWJ.

Tiga Jalur Pipa Prioritas

  1. FK-FU-FC (4,07 km | 8 inch)
    Mengalirkan: 963 BOPD, 664 MSCFD gas
    Posisi: 33–35 meter bawah laut
    → Diganti dari ukuran 12 inch ke 8 inch untuk efisiensi dan keandalan.

  2. UWJ-B1C (16,97 km | 12 inch)
    Telah beroperasi sejak 1986 dan terhubung ke 8 anjungan
    Mengalirkan: 2.671 BOPD, 6,9 MMSCFD
    Potensi cadangan: 3.344 MBO & 5.904 MMSCF
    → Jalur ini menjadi prioritas utama peremajaan karena usia dan beban operasi tinggi.

  3. EF-EPRO (1,48 km | 6 inch)
    Usia: 40 tahun
    Mengalirkan: 7.600 BFPD dan 800 BOPD
    → Segera diganti karena risiko tinggi akibat usia.

Seluruh jalur ini berada di wilayah strategis Lapangan FOXTROT, UNIFORM, BRAVO, dan ECHO, dan ditargetkan rampung pada kuartal I 2026.

Langkah Lanjutan dari Proyek Sebelumnya

Sebelumnya, PHE ONWJ juga sukses menyelesaikan penggantian tiga jalur pipa bawah laut sepanjang 22,06 km yang menghubungkan anjungan UYA–UA–UWJ dan ESA–EPRO, yang rampung pada kuartal I 2025.

“Proyek ini bukan hanya soal teknis, tapi juga bagian dari upaya kami menjaga keberlanjutan energi nasional serta mencegah potensi kerugian operasi dan lingkungan,” tutup Muzwir.