Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, Awang Lazuardi, memaparkan capaian dan strategi peningkatan produksi migas di hadapan Komisi VII DPR RI pada Senin (17/11/2025). Dalam paparannya, Awang menegaskan komitmen PHE untuk terus menjaga ketahanan energi nasional melalui peningkatan produksi serta mitigasi laju penurunan alamiah produksi (decline rate).
Awang menjelaskan bahwa Subholding Upstream (SHU) saat ini mengoperasikan atau memiliki partisipasi pada 24 persen wilayah kerja migas domestik. “Alhamdulillah, tahun ini produksi minyak kita berkontribusi sebesar 69 persen terhadap produksi nasional, sementara gas mencapai 37 persen,” ujar Awang.
Menurutnya, kontribusi tersebut didukung oleh masifnya aktivitas pemboran dan workover yang dilakukan PHE. “Seluruh aktivitas pemboran dan walkover kita mencapai 80 persen dari total nasional,” tambahnya.
Awang memaparkan bahwa pada tahun lalu PHE mencatat produksi minyak sebesar 556 ribu barel minyak per hari (MBOPD). Hingga November 2025, produksi mencapai 552–553 MBOPD dan diproyeksikan menutup tahun di 559 MBOPD atau tumbuh 0,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, produksi gas mengalami sedikit koreksi. “Tahun lalu produksi gas kita sebesar 2.833 BSCFD. Prognosa tahun ini mencapai 2,75 BSCFD, turun sekitar 3 persen,” jelasnya.
Dalam bisnis hulu migas, tantangan utama adalah laju penurunan alamiah. Awang menyebut decline rate minyak PHE berada di angka minus 22 persen, sementara gas minus 16 persen. Untuk mengatasi hal tersebut, PHE menjalankan program pemboran pengembangan, walkover, serta well intervention.
“Tahun ini kami targetkan 851 sumur pengembangan, 1.200 kegiatan walkover, dan lebih dari 35.000 aktivitas well intervention dan well services,” ujarnya.
Selain itu, PHE juga telah melakukan put on production dari sejumlah penemuan eksplorasi yang dekat dengan fasilitas eksisting.
PHE terus memperkuat basis sumber daya migas melalui seismik 2D, seismik 3D, dan pemboran eksplorasi. Tahun ini perusahaan menargetkan 17–18 sumur eksplorasi dengan potensi tambahan sumber daya sebesar 1.050 MMBOE.
Di sisi eksplorasi, PHE juga mencatat dua penemuan nonkonvensional dengan potensi recoverable sebesar 725 MBOE. Untuk eksplorasi konvensional, Awang menyampaikan adanya temuan di Sembagung Deep dengan potensi gas flow mencapai 9 MMSCFD.
Awang turut memaparkan daftar proyek strategis PHE yang diarahkan untuk menahan laju penurunan dan meningkatkan produksi menuju tren rebound. Proyek tersebut mencakup: Aktivitas greenfield di Regional 3 (NUBI, AOI), serta di PHM. Proyek OO-OX ONWJ di Regional 2. Put on production dan step out drilling di Regional 1. Akselerasi proyek Banyu Urip Infill Clastic bersama mitra di Regional 4. Put on injection di proyek North Duri Development. Multistage fracturing, dengan satu sumur tambahan tahun ini. Program CEOR di Minas Area A, dengan forced injection dimulai Desember 2025.
Selain fokus pada domestik, PHE juga mempercepat pengembangan aset internasional, seperti proyek MLN Phase 5 di Aljazair dan pengembangan lapangan West Qurna di Irak.
Menutup paparannya, Awang menegaskan bahwa seluruh upaya tersebut diarahkan untuk menjaga keberlanjutan produksi migas nasional.
“Demikian highlight aktivitas yang sedang dan akan kami lakukan. Insya Allah semua ini mendukung tercapainya target produksi nasional ke depan,” pungkasnya.












