PHI Pimpin Langkah Hijau di Hulu Migas, Target Net Zero 2060 Makin Dekat, Catat Ya!

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) resmi merilis Laporan Keberlanjutan 2024 yang memamerkan sederet langkah nyata perusahaan dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di setiap lini operasi. Arah ini sejalan dengan misi besar PT Pertamina (Persero) mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menegaskan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar jargon.

“Kami percaya, keberlanjutan produksi minyak dan gas bumi di masa depan sangat ditentukan oleh keberhasilan menerapkan prinsip ESG dalam seluruh kegiatan operasi dan bisnis perusahaan,” ujar Sunaryanto, dikutip dari website PHI.

Jejak Hijau PHI Sepanjang 2024

PHI membuktikan bahwa industri hulu migas juga bisa ramah lingkungan. Beberapa pencapaian penting antara lain:

  • Energi terbarukan: lebih dari 3,8 gigajoule digunakan untuk mendukung operasional sumur dan kantor anak perusahaan.
  • Pengurangan emisi: lewat program Project One Sheet (POS), emisi gas rumah kaca berhasil ditekan hingga 153,6 ribu ton CO₂e — melampaui target 110%.
  • Bahan bakar ramah lingkungan: penggunaan B35 dan B40 menyumbang 38,19% dari total reduksi emisi.
  • Konservasi air: hemat 118,6 ribu m³ (setara 118 megaliter).
  • Pengelolaan limbah: 51 ribu ton limbah berhasil dikelola dengan konsep ekonomi sirkular.
  • Biodiversity Action Plan: capaian 110%, dengan peta jalan Net Positive Impact yang terukur.

Tak hanya soal lingkungan, PHI juga gencar menjalankan 74 program sosial di 2024 bersama tiga anak usahanya — PHM, PHSS, dan PHKT — yang memberi manfaat langsung bagi lebih dari 7.700 warga. Fokusnya meliputi pendidikan, kesehatan, pelestarian budaya, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.

PHI mempertahankan Sertifikat SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan, sebagai bukti komitmen untuk menjaga bisnis tetap transparan dan bebas praktik curang.

Tantangan Berat Hulu Migas dan Peranan ESG

Industri hulu migas saat ini menghadapi tantangan berat: memastikan pasokan energi tetap aman, sambil menekan jejak lingkungan. Dari sisi lingkungan, terlihat adanya informasi bahwa cadangan migas yang makin menipis memaksa industri untuk efisien, menekan emisi, dan mulai mengandalkan energi terbarukan.

Faktor sosial di hulu migas menjadi fokus perhatian dikarenakan lokasi operasi yang dekat dengan komunitas lokal membuat hubungan baik dan pemberdayaan warga menjadi kunci kelancaran produksi.Tata kelola: Transparansi dan akuntabilitas adalah pondasi agar industri tetap dipercaya publik dan investor.

Penerapan ESG yang konsisten bukan hanya memenuhi aturan global, tapi juga membuka akses ke pendanaan internasional yang makin ketat mensyaratkan kinerja keberlanjutan.

Lewat laporan ini, PHI ingin membuktikan bahwa keberlanjutan adalah strategi bisnis jangka panjang, bukan sekadar formalitas. Dengan inovasi teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen kuat pada ESG, industri hulu migas Indonesia diyakini bisa tetap kompetitif — sekaligus menjaga bumi tetap lestari.