Pipa Gas Bisa Dua Arah, Upaya untuk Atasi Kelebihan Maupun Kekurangan Gas di Jawa dan Sumatera

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Ternyata jaringan pipa gas sudah terbentuk dari Sumatera hingga Jawa. Hanya saja, terputus di dua titik, yakni Cirebon ke Semarang.Plus Dumai ke Sei Mangke,di Sumatera.

Itu sebabnya Kementerian ESDM berniat menyambung garis terputus itu dengan membangun ruas pipa transmisi Cirebon-Semarang (CISEM) sebanyak dua tahap.

“Wilayah Indonesia yang pertumbuhan ekonominya tinggi ya di Jawa dan Sumatera. Sudah begitu, sumber-sumber gas itu terbanyak ada di Jawa dan Sumatera.Ternyata kalau ditarik garis, pipa itu sudah terbentuk dari Aceh sampai dengan Jawa Timur sudah terbentuk garis pipanya. Namun putus di dua titik. Titik pertama Cirebon dan titik berikutnya di Semarang,” kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Laode Sulaeman dalam obrol santai offline dengan ruangenergi.com, di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Laode bercerita, ketika di Jawa kekurangan gas, maka bisa dikirimkan gas dari Sumatera guna mengatasi masalah kekurangan tadi.

“Kita kan masih punya resources gas yang banyak. Sumbernya itu bisa di Jawa dan bisa di Sumatera. Kalau pipanya itu satu garis maka gas, jika banyak di Jawa Timur bisa dikirim ke Jawa Barat. Lalu gas di Andaman banyak, bisa juga dikirim ke Jawa. Satu garis pipa ini menunjukkan fleksibilitas pengaliran gas tersebut,” tutur Laode dengan wajah penuh keyakinan.

Ke depan nanti, lanjut Laode, line pipa tetap satu. Namun bisa dua arah.

“Line nya tetap satu tapi bisa dua arah.Kalau misalnya di Jawa Tengah kurang, kita bisa bangun terminal LNG di Jawa Timur atau Jawa Barat. Suntik LNG ke pipa tersebut. Jadi kalau ada yang meragukan,’ oh gimana nanti ketika sumber-sumber gas habis apa masih bermanfaat pipanya itu?’ Nanti kalau sumber-sumber gas habis bisa suntik LNG di pipa itu. Mau nyuntik di Lampung bisa, di Jawa Barat bisa, Surabaya bisa, di Aceh bisa nyuntik LNG nya,” tutur Laode.

Tentu saja, lanjut dia, akan dilihat dulu mana sumber gas yang akan habis duluan.

“Kita lihat staging nya, tahapannya. Kalau misalnya dalam kurun waktu 5-10 tahun gasnya sudah depleted, misalnya habis di Jawa Timur, berarti dilihat mana yang paling tinggi konsumenya di mana. Oh ternyata Jawa Tengahdan Jawa Barat. Dilihat lagi apakah dari Sumatera sudah tersambung belum, kalau belum tersambung,maka terminal LNG nya dibangun di Jawa Barat. Suntikan LNG di situ,”ujar Laode.