Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Kabar gembira datang dari sektor hulu migas! Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, hari ini,Sabtu (27/09/2025) mengumumkan telah rampungnya penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Perjanjian strategis ini menandai babak baru untuk menjamin pasokan listrik super andal di salah satu ‘sumur’ minyak terbesar Indonesia, Blok Rokan.
Lampu Hijau untuk Produksi Maksimal
Dalam laporannya yang disampaikan kepada jajaran Kementerian dan pemangku kepentingan, Djoko Siswanto menyampaikan optimisme tinggi.
“Izin lapor, telah dilaksanakan perjanjian jual beli listrik antara PLN & PHR,” ujar Djoko Siswanto. “Mohon doa Bapak-Ibu. Diharapkan dengan perjanjian kesepakatan jual beli listrik ini tidak ada lagi listrik yang padam untuk operasi produksi minyak di PHR; Aamiin YRA.”
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Listrik adalah ‘darah’ bagi kegiatan operasional hulu migas. Seringnya gangguan atau pemadaman listrik dapat menghambat laju produksi minyak secara signifikan—sebuah kerugian besar bagi upaya pencapaian target produksi migas nasional.
PJBL ini secara efektif ‘mengunci’ komitmen PLN untuk menyalurkan daya listrik yang stabil, berkualitas, dan berkelanjutan. Dengan ini, PHR bisa fokus penuh pada aktivitas pengeboran dan pengangkatan minyak, tanpa harus cemas lagi akan ‘mati lampu’ yang bisa menghentikan pompa-pompa produksi.
Sinergi BUMN, Jaminan Ketahanan Energi
Penandatanganan PJBL ini sekaligus menegaskan sinergi yang kuat antara dua raksasa BUMN: Pertamina melalui anak usahanya PHR, dan PLN. SKK Migas sebagai regulator berperan memastikan bahwa kerja sama ini berjalan mulus demi kepentingan nasional.
“Ini adalah bukti nyata kolaborasi BUMN untuk memperkuat ketahanan energi nasional kita,” tutup Djoko Siswanto, seraya menyampaikan apresiasi. “Terima kasih. Hormat Kami 🙏🙏🙏”
Dengan jaminan pasokan listrik yang permanen ini, Blok Rokan diharapkan dapat terus beroperasi pada kapasitas maksimal, menyumbang devisa, dan menjaga Indonesia tetap mandiri dalam urusan energi.
