Potensi Gas Untuk Dukung Hilirisasi Gas Bumi

Jakarta,ruangenergi.com-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melihat dengan adanya potensi pasokan gas domestik, maka diperlukan rencana hilirisasi gas bumi, termasuk rencana pembangunan pabrik pupuk di Indonesia Timur, yakni di Fakfak dan Tanimbar.

Diperlukan rencana yang diusulkan untuk hilirisasi gas alam di Indonesia.

“Dengan adanya potensi pasokan gas domestik, maka diperlukan rencana hilirisasi gas bumi, termasuk rencana pembangunan pabrik pupuk di Indonesia Timur, yakni di Fakfak dan Tanimbar,” kata salah satu petinggi migas kepada ruangenergi.com, Kamis (20/09/2023).

Ruangenergi mendapatkan informasi bahwa Kementerian ESDM, melihat potensi gas dari blok Andaman di Aceh bisa sebagai alternatif untuk pabrik pupuk di Lhokseumawe dengan kebutuhan gas 110 MMSCFD di tahun 2028. Kemudian, gas dari Andaman bisa disalurkan untuk Kilang LNG Arun, ke PLN Aceh dan Sumatera bagian Utara, plus untuk industri di Medan,Sumatera Utara.

Sedangkan gas dari Blok West Aceh,yakni ONWA dan OSWA. Potensinya,sebesar 4,8 TCF, dan ONSWA  8,6 TCF. Sedangkan dari Blok Sakakemang, gasnya bisa dialirkan ke Pabrik Pusri-3B atau diekspor ke Singapura. Kapasitas produksi Sakakemang sebesar 85 MMSCFD.

Gas untuk Pusri-IIIB bisa untuk bahan baku menghasilkan ammonia sebesar 445 ribu ton per year (TPY), urea sebesar 907.500 TPY di tahun 2028, dimana pasokan gasnya dari WK Grissik atau dari Tately maupun Seleraya.

Menariknya, gas dari Blok Agung (di tahun 2033) bisa untuk industri kimia maupun industri hilir di Jawa Timur. Bisa juga gas dari Agung untuk Bojonegoro Methanol, Tuban GRR, Smelter Freeport di Gersik,Jawa Timur.

Menariknya, Kesdm melihat gas dari IDD Kalimantan Timur berpotensi untuk pengembangan industri kimia, ammonia maupun urea, termasuk soda ash di tahun 2025. Plus untuk LNG Bontang tahun 2029. Harapannya,produksi gas dari IDD sebesar 205 MMSCFD dan meningkat (ramp up) ke 679 MMSCFD.

Gas dari Tangguh, dialokasikan untuk pabrik pupuk (ammonia dan urea) sebesar 180 MMSCFD. Untuk Ammurea & Methanol di Papua Barat, kebutuhan gas 201 BBTUD, dimana untuk ammonia bisa produksi 825 TYP, dan urea 1.155.000 TPY.

Di blok Kasuri diperkirakan kapasitas produksi mencapai 170 MMSCFD, disiapkan 100 MMSCFD untuk pasokan ke pabrik pupuk (ammonia-urea di tahun 2027), dan 110 MMSCFD untuk FLNG.

Di blok Masela dengan perkiraan kapasitas produksi 9,5 MTPA, disiapkan gas untuk pabrik blue ammonia dan atau urea dengan kebutuhan 150-240 BBTUD.

Dari WK Bulu, dengan perkiraan kebutuhan gas 85 BBTUD

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *