Jakarta, ruangenergi.com- Founder & Advisor ReforMiner Institute (Research Institute for Mining and Energy Economics) Pri Agung Rakhmanto berharap siapapun yang akan menjadi Pemimpin Baru di Indonesia, khususnya di minyak dan gas, agar segera selesaikan revisi Undang-Undang Migas.
Pri mengaku sudah sejak 10 tahun lalu dirinya takut migas di Indonesia akan menjadi sunset. Dia prihatin tidak ada yang takut akan adanya sunset di industri migas ini.
“UU migas nya saja yang diselesaikan dulu revisinya. Sejak 10 tahun lalu pun kalau saya sih sudah takut migas di Indonesia akan jadi sunset….tapi sepertinya banyak nggak pada takut kok…hehe,” kata Pri dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Kamis (25/01/2024), di Jakarta.
Ketika ditanyakan Indonesia masih memiliki banyak basin (cekungan) migas, Pri malah menilai bukan masalah.
“Bukan masalah potensi G&G nya lah.Banyak basin kalau cara mengelolanya busines as usual saja ya sampai kapanpun akan tetap jadi basin aja atuh..” cetusnya dengan tonasi sedih.
Dalam catatan ruangenergi.com, Indonesia dinilai masih menyimpan potensi cadangan migas yang cukup besar untuk dimanfaatkan. Namun kondisinya telah berbeda dari semula ‘harta karun’ ini banyak berada di kawasan Indonesia bagian barat, kini sudah bergeser ke Indonesia bagian timur.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Elan Biantoro dalam sebuah acara yang digelar di Jakarta, Selasa (08/8/2023).
“Padahal penyerapan gas bumi di dalam negeri lebih banyak didominasi kawasan Indonesia bagian barat. Oleh sebab itu, infrastruktur gas menjadi kunci agar pemanfaatan gas di dalam negeri dapat lebih optimal,” katanya.
Menurut dia, industri berkembang begitu cepat, sayangnya industri tersebut berada dan terfokus di Indonesia bagian barat saja. Sementara cadangan gas Indonesia di bagian barat sudah mulai terbatas.
“Sebenrnya produksi gas di Indonesia bagian barat sejatinya masih ada, tetapi hal itu masih belum bisa memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri,” ujar Elan.
Sementara cadangan gas terbesar saat ini terletak di Indonesia bagian tengah dan timur seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
“Demand-nya itu lebih banyak di Indonesia bagian barat. Ketimpangan ini berupa adanya infrastruktur dimana yang membutuhkan gas di barat itu bisa mendapatkan keperluannya dengan harga yang ekonomis untuk industrinya, namun sumber gasnya ada di tengah dan timur,” pungkasnya.