Jakarta, Ruangenergi.com – Pembebasan lahan yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) terkait proyek pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia New Grass Root Refinery (NGRR) yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur, membuat petani mendadak jadi miliarder.
Bagaimana tidak, sebagaimana diketahui bahwa BUMN Migas tersebut membutuhkan sekitar 841 hektar (ha) lahan kosong untuk membangun Kilang Minyak NGRR Tuban.
Terlebih lagi, mayoritas petani melepas tanahnya sekitar Rp600 ribu – Rp800 ribu per meter. Tercatat transaksi penjualan tanah tertinggi yang dilakukan petani kepada Pertamina mencapai Rp 25 miliar.
Politikus Senior sekaligus Praktisi Migas, Inas Nasrullah Zubir, menilai langkah Pertamina dalam membebaskan lahan milik petani Tuban sangat tepat.
Menurutnya, pembebasan lahan untuk NGRR Tuban yang dilakukan oleh Pertamina adalah hal baru, karena bukan ganti rugi melainkan ganti untung, sehingga tidak ada salahnya jika rakyat merasakan keuntungan tersebut
“Ini namanya ganti untung bukan ganti rugi. Langkah Pertamina ini patut ditiru oleh BUMN lainnya karena tidak menimbulkan gejolak karena rakyat merasa sejahtera,” ungkap Inas Nasrullah, kepada Ruangenergi.com, (19/02).
Ia yang juga mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR periode 2017-2019, Fraksi Hanura, meminta, agar pembebasan lahan yang dilakukan oleh BUMN jangan membuat rakyat menjadi sengsara.
“Seharusnya pembebasan lahan oleh BUMN di Indonesia, jangan sampai menyisakan duka nestapa bagi rakyat akibat ganti rugi, atas nama kepentingan khalayak ramai, melainkan harus menyejahterakan rakyat pemilik lahan, seperti yang dilakukan oleh Pertamina,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, ganti untung yang diberikan Pertamina tersebut tentunya bukan sembarang memberi keuntungan belaka, melainkan sebuah kejujuran yang angkanya sesuai appraisal dari lembaga yang kompeten. Di mana selama ini sebenarnya banyak perusahaan yang memberikan ganti rugi dibawah appraisal.
“Jadi kalau ada orang-orang yang meributkan ganti untung tersebut, maka perlu dipertanyakan, apakah mereka punya hati nurani? Atau jangan-jangan mereka malahan cemburu karena tidak mendapat bagian. Dugaan saya sih mungkin ada LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yan tidak senang, karena mereka kehilangan momentum untuk ikut campur,” tegasnya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, jagat maya dibuat heboh dengan video yang sempat viral yakni warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berbondong-bondong membeli mobil mewah.
Setelah dicek kebenarannya video tersebut, diketahui bahwa, warga yang membeli mobil mewah merupakan hasil jual lahannya Kepada PT Pertamina terkait proyek pembangunan NGRR Kilang Minyak Tuban.
Proyek tersebut juga masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi prioritas di masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kilang Tuban diprediksi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.500 saat beroperasi dan menyerap sebanya 20.000 pekerja saat konstruksi. Selain itu, Pembangunan NGRR Kilang Tuban juga disinyalir mampu memberikan tambahan pasokan untuk kebutuhan BBM, LPG, dan petrokimia di dalam negeri.