Proyeksi Kebutuhan Naptha di Tahun 2023 Mencapai 9,5 Juta TPA

Jakarta,Ruangenergi.comDirektur Jenderal Industri kimia, Farmasi dan Textil Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Muhammad Khayam mengatakan proyeksi kebutuhan naptha dan kondensat untuk industri petrokimia nasional begitu tinggi.

Total demand (permintaan) di tahun 2023, Napta membutuhkan 9,5 juta ton per annum (TPA). Sedangkan kondensat butuh 4 juta ton per annum (TPA).

Untuk tahun 2022 pabrik petrokimia PT Chandra Asri Perkasa membutuhkan 4 juta ton per annum (TPA). Kemudian untuk Lotte Chemical Indonesia butuh 3 juta ton per annum Naptha.

“Ketersediaan Bahan Baku untuk Industri Petrokimia, seperti naptha, gas dan lainnya sangat penting bagi keberlangsungan industri petrokimia.Industri petrokimia mempunyai keterkaitan sangat luas dengan sektor ekonomi lainnya dan mempunyai posisi strategis sebagai tulang punggung industri intermediate maupun industri hilirnya,” kata Muhammad Khayam dalam Oil and Gas Stakeholder Gathering – BIMASENA, 9 Desember 2020.

Khayam menambahkan,dalam kaitannya dengan pemanfaatan SDA dan energi, industri petrokimia berperan sebagai motor penggerak untuk meningkatkan nilai tambah (value added).

“Indonesia mulai mengantisipasi dengan mengambil langkah-langkah rasional dalam hal optimalisasi pemanfaatan SDA dan energi khususnya yang bersumber dari bahan terbarukan,” papar Khayam.

Khayam menuturkan juga dalam paparannya bahwa pertimbangan efisiensi rantai produksi mendorong industri untuk tumbuh mendekati lokasi sumber bahan baku dan energi.

Industri pupuk dan petrokimia merupakan salah satu contoh nyata pengembangan industri kluster yang mendekat kepada sumber bahan baku dan energi, antara lain minyak, gas bumi dan batubara.

“Beberapa sumber bahan baku minyak bumi: Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur
Beberapa sumber bahan baku batubara: Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Timur
Beberapa sumber bahan baku gas bumi: Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat,” ungkap Khayam.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *