Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dibisikkan oleh salah satu Direktur Chevron Indonesia bahwa proses farm in-farm out participating interest di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) dengan ENI Indonesia masih berkutat pada negosiasi akhir kedua top management.
SKK Migas masih menunggu kesepakatan ke dua belah pihak untuk segera melakukan pelaporan ke otoritas migas jika sudah sepakat atas proses pengalihan kepemilikan saham IDD tersebut.
“Info terakhir dari Director Chevron Indonesia masih menunggu hasil negosiasi akhir antara kedua top managementnya,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Rabu (03/05/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, proyek IDD Chevron merupakan proyek tahap dua meliputi pengembangan lapangan Gendalo-Gehem.
Chevron (sebagai operator) memegang 63 persen hak partisipasi di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu ENI, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan para mitra Muara Bakau.
Pengembangan Gendalo-Gehem termasuk pengembangan dua hub terpisah masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat.
Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek IDD akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair.
Estimasi produksi puncak proyek ini mencapai 844 juta kaki kubik per hari (mmscfd) serta produksi minyak sebesar 27 ribu barel per hari (bph). SKK Migas sempat menargetkan proyek rampung atau onstream pada kuartal IV 2026 dengan kebutuhan biaya mencapai 6.98 miliar dolar AS.