PT LEN: Indonesia Punya Bahan Dasar Solar Panel Melimpah

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT LEN Industri, Linus Andor Mulana mengungkapkan, Indonesia memiliki bahan dasar yang melimpah untuk membuat solar panel. Ekspor pasir kuarsa sebagai penyusun panel surya mencapai ratusan ribu ton. Ekspor tersebut terjadi karena dalam negeri belum mampu untuk memproduksi menjadi bahan jadi.

“Ini sangat mengenaskan karena di hulu kita tidak bisa mengolah menjadi bahan jadi. Padahal stok silica kita berlimpah, cadangannya miliaran ton tersebar di seluruh Indonesia,” jelas Linus dalam diskusi virtual yang digelar Ruangenergi.com, Rabu (29/12/2021).

Linus yang juga menjabat ketua percepatan PLTS BUMN sekaligus Ketua asosiasi manufaktur panel surya itu juga mengatakan, untuk menuju kemandirian energi, LEN berusaha menjadi inisiator untuk pabrikan Panel Surya.

“LEN berinvestasi untuk pabrik solar cell. LEN impor ‘wafer’, kemudian diolah dalam bentuk solar module. Namun, harus dipastikan pasarnya terpetakan secara jelas seperti PLTS di perkantoran, kementerian atau lembaga,” ujarnya.

Menurutnya, ada 10 besar pemain panel surya di dunia, 9 besar diantaranya berada di China.

“Sebelumnya, Jepang, Jerman dan Italia juga memproduksi panel surya tapi akhirnya tutup karena market China sangat besar, sehinga bisa produksi secara besar-besaran. Mau tidak mau, kita harus berafiliasi dengan produsen tersebut,” tukasnya.

Salah satunya, kata dia, membuat kerjasama dengan JA solar. Akan tetapi, karena mekanisme di Pertamnina dan PLN sangat njlimet layaknya pengadaan, proses MoU ini menjadi lama dan tak terlaksana.

“Padahal JA Solar sudah mencadangkan anggaran sekitar Rp 20 triliun,” tambah Linus.

Sementara itu, Edi Suranto dari PT Surveyor Indonesia mendukung implementasi EBT.

“Kita bahkan bisa membentuk ekosistemnya. Kita bisa jadi tuan rumah dalam industri EBT,” ujarnya optimistis.

Sebagai lembaga Testing dan inspeksi, kata dia, PT Surveyor indonesia menilai peraturan TKDN dibentuk dalam rangka melindungi industri dalam negeri.

“Hampir seluruh negara maju ada keinginan untuk melindungi industri dalam negeri,” jelasnya.

Persyaratan TKDN tersebut, lanjut dia, bermanfaat untuk meningkatkan investasi, tenaga kerja dan ekosistem di Indonesia. Diharapkan TKDN terutama EBT akan tumbuh sehingga ada penyerapan tenaga kerja.

“Dengan tumbuhnya investasi maka akan ada pabrik baru yang mendukung ekosistem tersebut,” terangnya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *