PT Timah Tbk Siap Operasikan TSL Ausmelt untuk Olah dari Lapisan Primary Timah

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Pangkal Pinang,Bangka,ruangenergi.comDirektur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk,Poerwoko menjelaskan alasan perseroan membangun TSL Ausmelt Plant adalah updating technology pertambangan.

Melalui penerapan teknologi TSL Ausmelt ini mengubah kebiasan memproses bijih timah.Sejak 300 tahun lalu, ketika timah mulai ditambang sourcenya ada dua yakni primary deposit dan secondary deposit. Cara gampangnya, source tambang yang diproduksikan selama ini adalah endapan timah aluvial. Untuk mengolah aluvial ini tidak diperlukan alat peleburan yang canggih.

Namun makin lama deposit aluvial timah ini makin menipis. Nah kini PT Timah Tbk sudah mulai memproses menambang bijih timah primer.

“Menyikapi cadangan kita yang sudah bergeser ke primary deposit, kita membutuhkan alat peleburan yang switchable yang bisa melebur bijih timah kadar 40 persen ke atas. Sudah begitu, dari kajian tim PT Timah Tbk, teknologi Ausmelt ini lebih efisien dibandingkan teknologi yang lama.Tentunya dari sisi cost, kompetensi saat ini dengan kompetitor yang ada di sebelah, depan, belakang kami, maka kami mesti improve,cari efisiensi dan salah satunya kita temukan di Ausmelt ini,” kata Poerwoko didampingi Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk,Alwin Albar, Senin malam (27/02/2023) di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka.

Menurut Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Alwin Albar, Ausmelt yang ada di perseroan merupakan teknologi terbaru yang diterapkan di unit metalurgi PT Timah di Muntok, Bangka Barat.

“Kami musti kejar agar Timah tidak ketinggalan dari sisi teknologi.Memang banyak orang bilang pakai electric furmin bisa jalan kok kenapa pilihannya Ausmelt? Kami berkewajiban menjaga sustainibilty Timah. Tim eksplorasi kita tuh mencari deposit timah yang dulunya 300 tahun lalu mudah didapat yakni aluvial-seperti tadi Pak Poerwoko sampaikan- sekarang sudah makin sulit, dan menuju ke batuan. Hari ini resource kita posisinya 23 persen sudah dalam bentuk batuan,” ungkap Alwin.

PT Timah Tbk,lanjut Alwin, melihat persentase batuan ini sudah meningkat dan aluvial menuju habis akibat ditambang.

“Sebetulnya tambang timah aluvial ini ada di sini dan di Malaysia, Brasil. Nah yang China, Myanmar dan Afrika sudah batuan. Makanya mereka punya Ausmelt. Makanya ini persiapan agar bisnisnya timah sustain. Kita beranggapan inilah yang dibutuhkan generasi ke depan nanti,” ungkap Alwin dengan wajah optimis.

TSL Ausmelt milik PT Timah Tbk (TINS) yang berada di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat mampu menghasilkan bijih timah sebanyak 40.000 ton per tahun dengan kadar rendah.

Wakil Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah Kopdi Kardi Saragih kepada wartawan yang mengunjungi unit metalurgi PT Timah Tbk di Muntok,Bangka Barat, menjelaskan bahwa pembangunan TSL Ausmelt yang menelan biaya hingga Rp 1,2 triliun ini mulai beroperasi pada 22 Desember 2022 menerapkan transformasi teknologi dalam pengolahan bijih timah.

“TSL Ausmelt ini adalah bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah, yang diharapkan kedepannya bisa menggantikan teknologi eksisting sebelumnya, Reverberatory Furnace,” kata Saragih di Muntok, Senin (27/2/2023).