Jakarta, ruangenergi.com – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM merilis data cadangan minyak di cekungan Warim berpotensi mencapai 25,968 milar barel, sedangkan gas yang tersimpan diperkirakan mencapai 47,37 triliun kaki kubik (TFC).
Namun, pemanfaatn potensi migas di cekungan Warim mengalami hambatan dikarenakan area tersebut berlokasi di Kawasan Hutan Nasional Lorens, perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
Di lokasi yang berbeda, SKK Migas Bersama KKKS Citic Seram Energy berhasil menemukan 15,02 juta kaki kubik gas per hari di Desa Seti, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah. Klaim tersebut disampaikan oleh Surya Widyanto yang merupakan Kepala Devisi Pemboran dan Perawatan Sumur SKK Migas dalam keterangannya (12/02/2023).
Harta karun tersebut ditemukan Surya dan timnya di sumur eksplorasi Lofin-2 (re-entry) usai melakukan pengetesan ulang uji lapisan sumur yang diduga memiliki objek utama berupa batuan karbonat formasi manusela.
Namun, dalam laman Menpan.go.id tertulis bahwa temuan gas di wilayah pedalaman (remote) Pulau Seram ini menurut Surya menimbulkan tantangan yang besar dalam hal operasional pengetasan sumur eksplorasi. Waktu pengerjaan akan lebih lama, termasuk mobilisasi peralatan maupun material pengeboran sumur. Meski begitu, penemuan gas di Pulau Seram ibarat angin segar karena berpotensi menambah cadangan minyak bumi Indonesia dengan kapasitas yang luar biasa.
Sebelumnya, Cadangan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dilaporkan kian menipis. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan bahwa kuantitas yang ada sekarang diperkirakan akan habis dalam 10 tahun mendatang. Atas dasar itulah, pemerintah saat ini tengah sibuk melakukan sejumlah upaya demi menggencarkan peningkatan produksi.
Salah satu caranya dengan memetakan potensi area migas baru yang memiliki prospek menjanjikan. Potensi itu disebut Arifin sebagai pembuktian dalam mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030.
“Kalau enggak punya baru, tapi dengan asumsi sekarang, ya 9 sampai 10 tahun. Tapi kita juga masih punya 6 sampai 7 potensi area baru untuk dikembangkan,” kata Arifin di kantor Kementerian ESDM (10/2/2023).
Di tengah kegentingan tersebut, Arifin mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki dua wilayah yang berpotensi besar menjadi raksasa migas, antara lain Pulau Seram Maluku dan Warim Basin Papua. Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas bahkan membocorkan ketertarikan sejumlah investor asing terhadap kedua area ini.