Repsol Tertarik Tambah Porsi Saham di Blok Corridor

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Begitu mendengar kabar adanya keinginan dari Conocophillips (Grissik) Limited/CPGL farm out interest di blok Corridor, dikabarkan Repsol Indonesia,anak usaha dari Repsol yang berkantor pusat di Madrid,Spanyol, tertarik ingin menambah kepemilikan saham di blok tersebut.

Repsol kini tengah menjajaki kemungkinan untuk menambah porsi kepemilikan di dalam blok Corridor yang selama ini dioperasikan oleh CPGL.

“Repsol mungkin tertarik tapi yang urus tim kantor pusat di Madrid,” kata sumber ruangenergi.com,Selasa (18/05/2021) di Jakarta.

Pada Mei 2015, Repsol memasukkan Corridor block ini ke dalam portofolio aset produktif perusahaan. Ini adalah blok yang tidak dioperasikan oleh Repsol dimana perusahaan asal Spanyol tersebut memiliki 36% saham. Nah dengan adanya pelepasan saham (farm out) dari bagian Conocophillips.

Blok Corridor saat ini dikelola oleh ConocoPhilips. Perusahaan asal Amerika Serikat itu mulai mengelola blok tersebut sejak 2002 setelah mengakuisisi Gulf Resources. Kontrak Blok Corridor berakhir 19 Desember 2023. Di blok tersebut, ConocoPhilips memiliki hak kelola 54 % dan menjadi operator. Selain itu, ada porsi PT Pertamina sebesar 10 % dan Repsol Energy 36 %. Kepemilikan hak kelola Repsol Energy awalnya tidak sebesar itu. Namun setelah membeli hak kelola Talisman Energy Inc senilai US $ 8,3 miliar, perusahaan asal Spanyol itu kini memiliki 36 % dari blok tersebut.

Tiga sumur pengembangan telah diselesaikan di blok Koridor: satu di lapangan Sumpal dan dua di lapangan Suban.

Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri ESDM Arifin Tasrif bersama dengan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Sekjen ESDM Ego Syahrial dan Plt Dirjen Migas Djoko Siswanto menyaksikan penandatanganan perpanjangan Kontrak Bagi Hasil Gross Split Wilayah Kerja Corridor antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Corridor, Conoco Philips (Grissik) Ltd, dan Talisman (Corridor) Ltd.

Penandatangan dilakukan oleh Kepala SKK Migas -Dwi Sutjipto, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Corridor (PHE Corridor) Taufik Aditiyawarman, President Conocophillips (Grissik) Ltd Bijan Agarwal, Regional Executive Director Talisman (Corridor) Ltd Ferdinando Rogardo, di Kantor Kementerian ESDM, Senin (11/11).

Dalam penandatanganan tersebut ditetapkan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. memegang Participating Interest (PI) 46%), Talisman Corridor Ltd. (Repsol) (24%), dan PHE Corridor (30%). PI yang dimiliki para pemegang interest tersebut termasuk PI 10% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.

Direktur Utama PHE Corridor, Taufik Aditiyawarman menjelaskan, ada kenaikan komposisi Participating interest pada perjanjian kontrak kerja sama ini. “Semula Pertamina memiliki PI 10%, sekarang menjadi 30%,” ujarnya.

Setelah mendapat persetujuan perpanjangan dari pemerintah, Conocophillips tetap akan menjadi operator selama tiga tahun pertama mulai 2023, sebelum operator diserahkan kepada PHE Corridor pada 2026.

Kontrak Bagi Hasil WK Corridor akan berlaku untuk 20 tahun, efektif sejak tanggal 20 Desember 2023 dan menggunakan skema Gross Split. Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) 5 tahun pertama sebesar USD 250.000.000 dan Bonus Tanda Tangan sebesar USD 250.000.000.

Berdasarkan data saat ini WK Corridor memiliki luas 2.095,25 Kilometer persegi sebagian besar berada di Provinsi Sumatera Selatan. Pertamina juga memiliki 4 wilayah kerja aktif di area Sumatera Selatan yaitu Pertamina EP Aset 1, PHE Jambi Merang, PHE Ogan Komering dan PHE Raja Tempirai.