Surabaya, ruangenergi.com— Yayasan Harmoni Tirta Lestari (Hartari) merevitalisasi Zona 3 kawasan Sungai Jagir sebagai langkah awal untuk menghadirkan ruang terbuka hijau sekaligus jogging track sepanjang 200 meter. Fasilitas ini dirancang sebagai ruang publik yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program CSR bertajuk JAGIR (Jejak Aksi Gotong Royong untuk Inisiatif Revitalisasi), yang mencerminkan komitmen kolektif dalam membangun masa depan lingkungan melalui kolaborasi lintas sektor—melibatkan pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan dunia pendidikan.
Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Hartari, Rachmat Harsono, dalam sambutannya menekankan pentingnya pelestarian jangka panjang:
“Kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari semangat baru ini. Kami percaya sungai yang bersih dan terawat bukan hanya soal lingkungan, tapi juga kesehatan, kebersamaan, dan kebahagiaan warga kota. ‘Let River Be River’ bukan sekadar slogan, melainkan panggilan jangka panjang untuk mengembalikan fungsi alami sungai sebagai nadi kehidupan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Pengawas Hartari, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA, menyampaikan empat langkah strategis dalam membangun ekosistem sungai yang lebih baik:
“Selain penataan fisik, kita harus membangkitkan kepedulian publik terhadap lingkungan; membangun kebiasaan-kebiasaan baik di sekitar sungai; meningkatkan apresiasi kepada siapa pun yang peduli terhadap sungai; dan akhirnya, menciptakan ekosistem Sungai Jagir yang berkelanjutan.”
Transformasi kawasan ini didukung penuh oleh Pemerintah Kota Surabaya dan lembaga-lembaga terkait. Kolaborasi ini dilandasi semangat gotong royong untuk menciptakan ruang publik yang bersih, asri, fungsional, dan ramah lingkungan—selaras dengan visi: Surabaya Hebat, Surabaya Sehat, Surabaya Hijau dan Lestari.
Dr. Agus Imam Sonhaji, ST, MMT, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, yang hadir mewakili Wali Kota Surabaya, menyampaikan:
“Lingkungan adalah tanggung jawab lintas generasi. Kami melihat inisiatif ini lahir dari semangat pentahelix—berawal dari sektor bisnis, kemudian melibatkan unsur pemerintah, akademisi, dan komunitas. Ini adalah program luar biasa yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.”
Rangkaian acara berlangsung selama empat hari, dimulai pada 23 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Anak Nasional, dengan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan: lomba mewarnai, pemeriksaan kesehatan gratis (mini MCU), pertunjukan seni budaya dari komunitas dan universitas, serta pertunjukan musik senja yang menyemarakkan suasana tepian Sungai Jagir.
Acara puncak yang digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025 ditandai dengan prosesi sedekah bumi, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan berbagai mitra, sekaligus menjadi bagian dari penutupan rangkaian 50 Tahun Samator Group. Momen tersebut semakin semarak dengan penampilan spesial dari band Coldiac di panggung tepian sungai.
Ketua Yayasan Hartari, Indra Perdana, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor:
“Kami menyadari bahwa keberhasilan program JAGIR hanya bisa dicapai melalui kerja sama yang kuat dan menyeluruh. Oleh karena itu, kami melibatkan berbagai pihak—komunitas lokal, akademisi dari UGM dan ITS, mitra swasta, serta instansi seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Perum Jasa Tirta I (PJT I), dan Dinas Lingkungan Hidup.”
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, revitalisasi Sungai Jagir adalah upaya membangun kesadaran kolektif bahwa sungai yang bersih dan lestari adalah tanggung jawab bersama, sekaligus warisan berharga bagi generasi masa depan. Melalui program edukasi, aksi sosial, dan pemeliharaan berkelanjutan, Hartari mengajak semua pihak untuk mengalirkan arus perubahan—dimulai dari satu langkah nyata di tepian Sungai Jagir.